Baca Juga: Upaya Para Arkeolog Menjaga Kelestarian Cagar Budaya Indonesia
Baca Juga: Kisah Tragis Tenggelamnya Kapal Batavia: Gerbang Kastel nan Tak Sampai
Baca Juga: Merapah Rempah: Cerita Bahtera-bahtera Kuno di Dasar Samudra Kita
Menteri Kebudayaan Australia, Tony Burke, mengatakan penyerahan ini merupakan bagian dari komitmen Pemerintah Australia untuk melindungi dan menjaga warisan budaya bergerak dunia.
"Mengembalikan barang-barang ini ke Indonesia—yaitu tempat asalnya—adalah memperbaiki hal yang salah," ujar Burke seperti dikutip dari keterangan tertulis Kedutaan Besar Australia.
"Barang-barang ini seharusnya tidak pernah keluar dari Indonesia dan ditawarkan untuk dijual. Barang ini milik otoritas budaya Indonesia sehingga dapat dilestarikan dengan baik."
"Pemerintah Australia memiliki pandangan tegas terhadap pengembalian warisan budaya yang dicuri. Di mana itu dilakukan pada warga Australia, kami ingin benda-benda itu untuk dikembalikan. Dan saat Australia menyimpan benda-benda yang seharusnya tidak kami miliki, kami ingin membantu mengembalikannya."
"Dengan mengembalikan barang-barang ini ke Indonesia, kami juga menghormati mereka yang meninggal dalam bencana ini."
Pemerintah Australia berterima kasih kepada semua pihak dan lembaga berwenang—baik di Australia maupun Indonesia—yang terlibat dalam pengembalian barang-barang ini. Upacara serah terima secara resmi berlangsung di KBRI Canberra pada Rabu, 17 Agustus 2022, menandai 77 tahun Hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
Shinatria Adhityatama, arkeolog maritim di Griffith University, mengatakan perairan Indonesia memiliki sebaran situs kapal kuno yang karam. Sayangnya, "justru situs-situs kapal di sekitar kepulauan rempah belum banyak dieksplorasi," imbuhnya, "padahal itu sentralnya."
Dia menambahkan bahwa untuk mempelajari Jalur Rempah dalam perspektif maritim, kita "perlu mempelajari situs-situ kapal karam karena itu adalah bukti langsung dari aktivitas perniagaaan maritim."
Simak kisah-kisah selidik sains dan gemuruh penjelajahan dari penjuru dunia yang hadir setiap bulan melalui majalah National Geographic Indonesia. Cara berlangganan via bit.ly/majalahnatgeo