Dunia Hewan: Menjawab Pertanyaan tentang Evolusi Reproduksi Seksual

By Wawan Setiawan, Senin, 22 Agustus 2022 | 13:00 WIB
Kegiatan reproduksi seksual kumbang kepik. Dunia hewan masih menyimpan teka-teki evolusi seksual mereka. (Edal Anton Lefterov/Wikimedia Commons)

Baca Juga: Dunia Hewan: Paru-paru Salamander Ini Hilang Saat Beranjak Dewasa

Baca Juga: Dunia Hewan: Inilah Hewan yang Paling Tahan Terhadap Perubahan Iklim

Baca Juga: Dunia Hewan: Mengapa Burung Flamingo Berdiri dengan Satu Kaki?

Baca Juga: Dunia Hewan: Paleontolog Menemukan Burung Pemakan Buah Paling Awal

    

Kemudian, ukuran gamet meningkat ("isogami meningkat") karena peningkatan sumber daya dalam gamet yang lebih besar meningkatkan tingkat kelangsungan hidup keturunan. Lalu, gamet jantan berkurang ukurannya untuk membuahi lebih banyak gamet betina. Ini tergantung pada gamet betina yang mengembang untuk menyediakan sumber daya untuk bertahan hidup. Strategi ini tidak melibatkan biaya tambahan dari pihak betina. Pada kenyataannya, ini mungkin telah memicu adaptasi balik mereka terhadap meiosis saat ini pada betina yang menghasilkan hanya satu gamet betina (oosit) per gametosit.

"Dominasi reproduksi seksual di alam adalah salah satu teka-teki besar biologi evolusioner," lanjut Kobayashi. "Fakta bahwa ia bertahan di sebagian besar organisme merupakan indikasi bahwa manfaatnya lebih besar daripada biaya untuk mendukung pejantan. Kami ingin mengukur perbedaan ini."

Dengan hipotesis ini, penulis telah menjawab pertanyaan tentang "biaya dua kali lipat dari seks." Mereka juga berhipotesis bahwa reproduksi seksual pertama hanya membutuhkan satu individu, dan merupakan peristiwa pemupukan diri. Namun, kedua hipotesis tersebut masih dalam tahap awal. Pekerjaan lebih lanjut diperlukan untuk mengatasi asumsi dan kesimpulan spesifik yang mendasarinya.