Ekstrak dari Akar Tanaman Ini Efektif Mengelola Diabetes Tipe-2

By Ricky Jenihansen, Senin, 22 Agustus 2022 | 12:00 WIB
Rhodiola rosea juga dikenal dengan nama akar emas, banyak digunakan sebagai obat dalam praktik medis tradisional di seluruh dunia. (Freepik)

Nationalgeographic.co.id—Penelitian baru dari University of California, Irvine dan di tempat lain menemukan bahwa akar Rhodiola rosea efektif untuk membantu mengelola diabetes tipe-2. Mereka menyelidiki efek ekstrak tersebut menggunakan model tikus dari diabetes manusia tipe 2.

Laporan penelitian tersebut telah diterbitkan di jurnal bergengsi scientific reports dengan judul "The impact of Rhodiola rosea on biomarkers of diabetes, inflammation, and microbiota in a leptin receptor-knockout mouse model." Publikasi tersebut merupakan jurnal akses terbuka.

Untuk diketahui, Rhodiola rosea juga dikenal dengan nama akar emas, merupakan tanaman berbunga abadi di keluarga Crassulaceae. Tanaman ini banyak digunakan sebagai obat dalam praktik medis tradisional di seluruh dunia.

Penelitian mereka sebelumnya menunjukkan bahwa Rhodiola rosea memiliki sifat anti-inflamasi dan modulasi mikrobioma usus. Tidak hanya itu, Rhodiola rosea juga dapat memperpanjang umur pada beberapa model hewan.

Dalam studi baru, pengobatan dengan Rhodiola rosea meningkatkan kadar glukosa darah puasa, mengubah respons terhadap insulin eksogen, dan menurunkan lipopolisakarida yang bersirkulasi.

Diabetes tipe-2 adalah penyakit metabolik yang saat ini menempati peringkat sebagai salah satu perhatian terbesar kesehatan masyarakat global, mempengaruhi sekitar 476 juta orang di seluruh dunia.

Dengan faktor genetik dan lingkungan yang berkontribusi terhadap penyakit kompleks ini, diabetes adalah penyebab utama kematian di banyak negara. Diabetes juga secara global berdampak pada harapan hidup di negara maju dan berkembang.

Ilustrasi diagnosa diabetes. (Thinkstock)

Salah satu ciri dari penyakit ini adalah hiperglikemia akibat kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya.

Dari ketiga bentuk diabetes klinis, sebagian besar atau sekitar 90 persen pasien memiliki diabetes tipe 2, yang ditandai dengan resistensi insulin.

Meskipun ada banyak faktor lingkungan dan perilaku yang memodulasi kerentanan genetik terhadap bentuk diabetes ini, prevalensi diabetes tipe-2 terus meningkat dalam beberapa dekade terakhir.

Karena meningkatnya biaya kesehatan yang terkait dengan meningkatnya insiden dan prevalensi diabetes di seluruh dunia, mengidentifikasi dan mengevaluasi intervensi terapeutik yang aman dan hemat biaya dalam pengelolaan diabetes tipe-2 menjadi semakin penting.