Minum Air Hujan Lebih Berisiko Daripada yang Diperkirakan Sebelumnya.

By Ricky Jenihansen, Selasa, 23 Agustus 2022 | 14:00 WIB
Air hujan mengandung banyak bahan mikroskopis yang perlu disaring (Getty Images)

Nationalgeographic.co.id—Menjulurkan lidah di hari hujan, mungkin dianggap seperti tetesan air yang sama seperti air yang keluar dari keran. Tapi sebenarnya air hujan mengandung banyak bahan mikroskopis yang perlu disaring sebelum dipompa ke rumah Anda.

Pertanyaanya sekarang, apakah aman mengumpulkan dam minum air hujan?

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), ada banyak kontaminan yang terdapat di dalam air hujan. Di antaranya seperti bakteri, virus, parasit, debu, partikel asap dan bahan kimia lainnya.

Jika Anda mengumpulkan air hujan dari atap, itu juga bisa mengandung jejak yang ditinggalkan oleh hewan, seperti kotoran burung. Dan jika atap atau pipa pembuangan sudah tua, bahan seperti asbes, timah, dan tembaga juga bisa berakhir di tangki Anda.

Jika air hujan disimpan dalam wadah terbuka, mungkin juga penuh dengan serangga dan bahan organik yang membusuk, seperti daun mati.

Untuk alasan ini, CDC menyarankan agar tidak mengumpulkan dan minum air hujan. CDC lebih merekomendasikan untuk menggunakannya untuk tujuan lain, seperti menyiram tanaman.

Namun, tingkat kontaminan sangat bervariasi tergantung di mana Anda tinggal, dan risiko penyakit tergantung pada seberapa banyak air hujan yang Anda minum.

Jika Anda memiliki sistem pengumpulan yang bersih dan mensterilkan air hujan dengan benar, baik dengan bahan kimia atau dengan perebusan dan penyulingan, maka sebagian besar kotoran dapat dihilangkan. Hal ini menyebabkan banyak kebingungan tentang apakah air hujan tidak aman untuk diminum.

Ada banyak kontaminan yang terdapat di dalam air hujan. (Steemit)

Tapi sekarang, di era modern bahan kimia buatan manusia, ada risiko baru yang terkait dengan minum air hujan.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada Agustus 2022 di jurnal Environmental Science & Technology, para peneliti menemukan bahwa air hujan di seluruh dunia memiliki konsentrasi PFAS beracun (zat alkil per dan polifluorinasi) yang melebihi pedoman kesehatan.

Temuan ini menunjukkan bahwa air hujan jelas tidak aman untuk diminum, terutama jika tidak diolah.