Nationalgeographic.co.id—Prospek kupu-kupu raja (monarch) di dunia hewan sedang tidak bagus saat ini. Faktanya, Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam, atau IUCN, baru saja menambahkan kupu-kupu raja Amerika Utara ke dalam daftar spesies yang terancam punah.
Dengan adanya berita dunia hewan seperti ini, kita tidak mudah untuk dapat melindungi serangga ikonik ini dari kepunahan. Tapi titik terang itu ada jika orang tahu di mana mencarinya. Terima kasih kepada Elise Zipkin dari Michigan State University dan rekan-rekannya yang saat ini akan turut membantu memandu konservasi.
Tim segera bekerja dengan kumpulan data ekstensif dan model yang sudah mapan. Mereka telah memperkirakan kabupaten mana di AS bagian barat tengah dan Ontario, Kanada, yang paling mungkin menawarkan tempat berkembang biak yang paling ramah bagi spesies ini dalam menghadapi perubahan iklim. Perkiraan ini, telah diterbitkan 19 Agustus di jurnal Global Change Biology diberi judul Multi‐season climate projections forecast declines in migratory monarch butterflies.
Semoga dengan adanya data perkiraan ini dapat membantu mengidentifikasi di mana peluang terbesar untuk mendukung konservasi kupu-kupu raja.
"Proyeksi ini memungkinkan kita melihat bagaimana populasi kupu-kupu raja akan berubah di Midwest dan berkata, 'Di sinilah mereka kemungkinan akan melakukan sedikit lebih baik, di sinilah mereka mungkin melakukan sedikit lebih buruk,'" kata Erin Zylstra, penulis pertama dari laporan baru dan mantan peneliti postdoctoral di Zipkin Quantitative Ecology Lab.
Midwest adalah daerah berkembang biak musim panas yang penting bagi kupu-kupu raja timur. Selama satu tahun dan empat generasi mereka bermigrasi antara Meksiko tengah dan bagian dari AS dan Kanada selatan di sebelah timur Pegunungan Rocky.
Tetapi antara tahun 1996 dan 2014, populasi kupu-kupu raja timur telah menurun lebih dari 80%. Tahun lalu, Zylstra, Zipkin dan rekan mereka menerbitkan sebuah makalah yang menunjukkan bahwa kondisi iklim adalah pendorong utama penurunan baru-baru ini.
Berdasarkan studi 2021 itu, tim mengambil pemahamannya tentang bagaimana iklim memengaruhi populasi kupu-kupu raja sejak 2004 dan menggunakannya untuk memperkirakan apa yang bisa terjadi selama 80 tahun ke depan di bawah berbagai skenario perubahan iklim.
"Perubahan iklim adalah masalah global besar yang membutuhkan kerja sama negara untuk memecahkannya. Namun, ketika kita berbicara tentang konservasi, kita cenderung ingin tahu apa yang dapat kita lakukan di komunitas lokal kita," kata Zylstra, yang sekarang menjadi ahli ekologi kuantitatif dengan Masyarakat Tucson Audubon di Arizona. "Jika kita dapat menemukan tempat-tempat di mana dampak perubahan iklim diperkirakan tidak terlalu buruk, itu bisa menjadi area di mana kita menginvestasikan sumber daya kita."
"Secara umum, penelitian kami diinformasikan dengan menanyakan apa kebutuhan konservasi," kata Zipkin, penulis senior studi dan profesor di Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam Departemen Biologi Integratif.