Peta Air Planet Mars yang Baru Akan Membantu Ekspedisi di Masa Depan

By Wawan Setiawan, Jumat, 26 Agustus 2022 | 14:00 WIB
Peta global planet Mars tentang mineral terhidrasi. (ESA/Mars Express (OMEGA) dan NASA/Mars Reconnaissance Orbiter (CRISM))

Nationalgeographic.co.id—Ada temuan baru dari instrumen Mars Express Observatoire pour la Mineralogie, l'Eau, les Glaces et l'Activité (OMEGA) ESA dan instrumen Mars Reconnaissance Orbiter Compact Reconnaissance Imaging Spectrometer for Mars (CRISM) NASA. Berkat informasi yang dihimpun dua instrumen itu para ilmuwan telah membuat peta air baru planet Mars. Peta ini bisa mengubah pemahaman kita tentang masa lalu planet yang berair. Ini menunjukkan deposit mineral di seluruh planet dan menunjukkan di mana pendaratan di masa depan harus dilakukan.

Lebih khusus, peta ini menunjukkan lokasi dan kelimpahan mineral berair. Di mana air tersebut berasal dari batuan yang telah diubah secara kimiawi oleh aksi air di masa lalu. Biasanya telah berubah menjadi tanah liat dan garam.

Kejutan besar adalah prevalensi mineral seperti smektit dan vermikulit. Sekitar 1000 singkapan di Mars diketahui oleh para ilmuwan planet sepuluh tahun yang lalu. Mereka menjadi menarik sebagai keingintahuan geologis karena ini. Namun, peta baru telah mengubahnya dengan mengekspos ribuan wilayah seperti itu di wilayah tertua di planet ini.

“Karya ini sekarang telah menetapkan bahwa ketika Anda mempelajari medan kuno di detail, tidak melihat mineral ini adalah keanehannya.” tutur John Carter, dari Institut d'Astrophysique Spatiale (IAS) dan Laboratoire d'Astrophysique de Marseille (LAM), Université Paris-Saclay dan Aix Marseille Université, Prancis.

Mineral kaya air di Kawah Jezero planet Mars. (ESA/Mars Express (OMEGA) dan NASA/Mars Reconnaissance Orbiter (CRISM))

Ia menambahkan, “Ini adalah perubahan paradigma untuk pemahaman kita tentang sejarah planet merah. Dari jumlah mineral berair yang lebih sedikit yang sebelumnya kita ketahui ada, air mungkin terbatas dalam luas dan durasinya. Sekarang, tidak diragukan lagi bahwa air memainkan peran besar dalam membentuk geologi di seluruh planet ini.”

Apakah air itu persisten atau terbatas pada episode yang lebih pendek, lebih intens tetap sulit dipahami. Studi baru ini tidak menawarkan jawaban yang pasti, namun memberikan peneliti alat yang lebih baik untuk mengejar jawabannya.

Peta global mineral terhidrasi di planet Mars. (ESA/Mars Express (OMEGA) dan NASA/Mars Reconnaissance Orbiter (CRISM))

Hasil studi ini telah diterbitkan di jurnal Icarus pada 20 Agustus 2022 dengan menuliskan judul A Mars Orbital Catalog of Aqueous Alteration Signatures (MOCAAS).

“Saya pikir kita secara kolektif terlalu menyederhanakan Mars. Para ilmuwan planet cenderung berpikir bahwa hanya beberapa jenis mineral tanah liat di Mars yang diciptakan selama periode basah. Kemudian ketika air secara bertahap mengering, garam diproduksi di seluruh planet ini.” Kata John.

Ini lebih rumit dari yang diperkirakan sebelumnya, menurut peta baru ini. Peta tersebut menggambarkan banyak contoh di mana ada percampuran yang erat antara garam dan tanah liat. Serta beberapa garam, dianggap lebih tua dari yang lain. Bahkan jika banyak garam Mars mungkin terbentuk lebih lambat dari tanah liat.

   

Baca Juga: Ilmuwan Rencanakan Memanen Sumber Daya di Planet Mars dengan Plasma

 Baca Juga: Ilmuwan Kembangkan Metode Aman Mendaratkan Manusia di Planet Mars

 Baca Juga: Perayaan Sepuluh Tahun Penjelajah Curiosity Menjelajahi Planet Mars

    

“Evolusi dari banyak air menjadi tanpa air tidak sejelas yang kita kira,” ujar John. “Air tidak berhenti begitu saja dalam semalam. Kami melihat keragaman besar konteks geologis sehingga tidak ada satu proses atau garis waktu sederhana yang dapat menjelaskan evolusi mineralogi Mars. Itulah hasil pertama dari penelitian kami. Kedua, jika Anda mengecualikan proses kehidupan di Bumi, Mars menunjukkan keragaman mineralogi dalam pengaturan geologis seperti halnya Bumi.”

Instrumen OMEGA dan CRISM cocok untuk survei ini. OMEGA menawarkan cakupan global Mars pada resolusi spektral yang lebih tinggi dan rasio signal-to-noise yang lebih baik. CRISM secara unik menyediakan pencitraan spektral resolusi tinggi dari permukaan (hingga 15m/piksel) untuk petak-petak Mars yang sangat terlokalisasi. Lalu menjadikannya yang paling cocok untuk memetakan wilayah-wilayah kecil yang menarik, seperti lokasi pendaratan rover.

Penyelidikan ini juga telah memberi para perencana misi beberapa prospek bagus untuk lokasi pendaratan potensial di masa depan karena dua faktor. Pertama, masih ada molekul air dalam mineral berair. Ini menyediakan tempat potensial untuk ekstraksi air untuk pemanfaatan sumber daya in-situ. Penting untuk membangun pangkalan manusia di Mars bersama dengan lokasi es air bawah permukaan yang diketahui. Kedua, bahkan sebelum manusia pergi ke Mars, mineral berair menyediakan lokasi yang fantastis untuk melakukan sains.

   

Simak kisah-kisah selidik sains dan gemuruh penjelajahan dari penjuru dunia yang hadir setiap bulan melalui majalah National Geographic Indonesia. Cara berlangganan via bit.ly/majalahnatgeo