Studi Tengkorak Kuno Singkap Kawin Silang Manusia dengan Neanderthal

By Wawan Setiawan, Sabtu, 27 Agustus 2022 | 08:00 WIB
Homo neanderthalensis laki-laki dewasa. Rekonstruksi berdasarkan Shanidar 1 oleh John Gurche untuk Program Asal Manusia, NMNH. (Chip Clark)

  

Para peneliti juga memperhitungkan variabel lingkungan yang terkait dengan perubahan karakteristik wajah manusia. Ini untuk menentukan kemungkinan bahwa hubungan yang mereka bangun antara populasi Neanderthal dan manusia adalah hasil kawin silang daripada faktor lain.

"Kami menemukan bahwa karakteristik wajah yang kami fokuskan tidak terlalu dipengaruhi oleh iklim. Membuatnya lebih mudah untuk mengidentifikasi kemungkinan pengaruh genetik," kata Ross. "Kami juga menemukan bahwa bentuk wajah adalah variabel yang lebih berguna untuk melacak pengaruh kawin silang Neanderthal pada populasi manusia dari waktu ke waktu. Neanderthal hanya lebih besar dari manusia. Seiring waktu, ukuran wajah manusia menjadi lebih kecil beberapa generasi setelah mereka dikawinkan dengan Neanderthal. Tapi bentuk sebenarnya dari beberapa fitur wajah mempertahankan bukti perkawinan silang dengan Neanderthal."

"Ini adalah studi eksplorasi," kata Churchill. "Dan, sejujurnya, saya tidak yakin pendekatan ini akan benar-benar berhasil. Kami memiliki ukuran sampel yang relatif kecil, dan kami tidak memiliki banyak data tentang struktur wajah seperti yang kami inginkan. Namun, pada akhirnya, hasil yang kami dapatkan benar-benar menarik.”

“Untuk membangun ini, kami ingin menggabungkan pengukuran dari lebih banyak populasi manusia. Seperti Natufian, yang hidup lebih dari 11.000 tahun yang lalu di Mediterania di tempat yang sekarang disebut Israel, Yordania, dan Suriah,” Pungkas Churchill.

Hasil studi penelitian ini telah diterbitkan di jurnal Biology pada 3 Agustus 2022 dengan judul "Midfacial Morphology and Neanderthal–Modern Human Interbreeding."