Baca Juga: Gambar Planet Jupiter Jepretan James Webb Menampilkan Aurora Berkabut
Baca Juga: Ingin Memberi Nama Planet yang Ditemukan James Webb? Ikuti Ajangnya
Baca Juga: Teleskop James Webb Merekam Senam Bintang di Galaksi Cartwheel
Tidak ada observatorium yang pernah mengukur perbedaan halus dalam kecerahan begitu banyak warna individu di kisaran 3 hingga 5,5 mikron dalam spektrum transmisi planet ekstrasurya sebelumnya. Akses ke bagian spektrum ini sangat penting untuk mengukur kelimpahan gas seperti air dan metana, serta karbon dioksida, yang diperkirakan ada di berbagai jenis planet ekstrasurya.
"Mendeteksi sinyal karbon dioksida yang begitu jelas pada WASP-39 b menjadi pertanda baik untuk mendeteksi atmosfer di planet yang lebih kecil, planet berukuran terestrial," kata Natalie Batalha dari University of California di Santa Cruz, yang memimpin tim tersebut.
Memahami komposisi atmosfer planet penting karena memberi tahu kita sesuatu tentang asal usul planet dan bagaimana ia berevolusi. "Molekul karbon dioksida adalah pelacak sensitif dari kisah pembentukan planet," kata Mike Line dari Arizona State University, anggota lain dari tim peneliti ini. "Dengan mengukur fitur karbon dioksida ini, kita dapat menentukan berapa banyak padat versus berapa banyak bahan gas yang digunakan untuk membentuk planet raksasa gas ini. Dalam dekade mendatang, JWST akan melakukan pengukuran ini untuk berbagai planet. Memberikan wawasan tentang detail bagaimana planet terbentuk dan keunikan tata surya kita sendiri."
Simak kisah-kisah selidik sains dan gemuruh penjelajahan dari penjuru dunia yang hadir setiap bulan melalui majalah National Geographic Indonesia. Cara berlangganan via bit.ly/majalahnatgeo