Dunia Hewan: Beberapa Monyet di Bali Gunakan Batu sebagai Mainan Seks

By Utomo Priyambodo, Selasa, 30 Agustus 2022 | 07:00 WIB
Monyet ekor panjang yang menghuni kawasan hutan di wilayah Ubud, Gianyar, Bali. (Bayu Dwi Mardana)

Nationalgeographic.co.id—Selalu ada kabar unik terbaru dari dunia hewan. Ternyata manusia bukan satu-satunya spesies yang menggunakan mainan seks (sex toys). Dalam sebuah laporan studi baru yang dipublikasikan di jurnal biologi Ethology, para peneliti menyimpulkan bahwa beberapa monyet di Indonesia menggunakan alat-alat batu untuk masturbasi.

Makalah studi ini baru terbit pada 4 Agustus lalu. Makalah ini berjudul "Do monkeys use sex toys? Evidence of stone tool-assisted masturbation in free-ranging long-tailed macaques".

Monyet-monyet tersebut khususnya adalah monyet ekor panjang yang tinggal di Mandala Suci Wenara Wana di Ubud, Bali bagian tengah. Mandala Suci Wenara Wana adalah hutan suci suaka bagi monyet, tempat perlindungan dan habitat alami bagi lebih dari 1.000 monyet ekor panjang di Bali.

Antara tahun 2016 dan 2019, para peneliti mengamati lebih dari 170 monyet -jantan dan betina, remaja dan dewasa. Mereka menemukan bahwa monyet jantan dan betina (dan muda dan dewasa) menepuk dan menggosokkan batu pada alat kelamin mereka untuk kesenangan, seperti diberitakan Mashable.

Perilaku ini mendukung hipotesis "mainan seks" dari studi tersebut yang didasarkan pada penelitian sebelumnya. Hipotesis "mainan seks" adalah dugaan bahwa monyet-monyet menggunakan batu sebagai semacam mainan seks.

Camilla Cenni, peneliti utama studi baru ini sekaligus mahasiswi PhD di University of Lethbridge di Kanada, sebelumnya telah mempelajari perilaku ini pada para monyet jantan dalam makalah tahun 2020 yang diterbitkan di jurnal Physiology & Behavior. Kali ini, dia dan rekan-rekan penelitinya juga mengamati monyet betina.

Ternyata perilaku monyet jantan dan betina memang berbeda. Monyet betina lebih selektif dalam memilih batu untuk digosok/ditepuk ke alat kelamin mereka.

Para monyet betina dilaporkan cenderung memilih batu yang lebih bersudut. Menurut para ilmuwan, perbedaan pilihan ini mungkin dikarenakan oleh perbedaan anatomi daerah genital monyet jantan dan betina.

Yang jelas, baik monyet jantan maupun betina sama-sama melakukan "mekanisme yang menyenangkan/menghargai diri sendiri" yang melibatkan "penepukan dan penggosokan berulang-ulang batu ke alat kelamin dan daerah inguinal," sebagaimana juga dilaporkan Coconuts Bali.

"Sulit untuk memberikan penjelasan yang sangat solid, tetapi tampaknya mereka melakukannya karena rasanya enak," ujar Camille Cenni kepada VICE World News.

"Ada semacam rangsangan taktil dari kontak batu-batu itu dengan alat kelamin mereka dan rasanya enak. Dan tidak ada alasan untuk berhenti."

Para monyet menggunakan alat-alat batu bukan hanya untuk bersenang-senang. Pada tahun 2018, berbagai peneliti di Panama menduga para monyet di sana telah memasuki "zaman batu" mereka sendiri.