Bukit Pasir Hantu, Salah Satu Destinasi Wisata Masa Depan Planet Mars

By Wawan Setiawan, Jumat, 2 September 2022 | 10:00 WIB
Planet Mars dengan latar belakang bintang masih menjadi daya tarik tersendiri bagi banyak orang. (24K-Production/iStock)

Ternyata, di Mars juga ada bukit pasir. Ini dapat ditemukan di Noctis Labyrinthus dan cekungan Hellas. (NASA/JPL/University of Arizona)

Mars adalah planet yang sebagian besar dibentuk oleh angin akhir-akhir ini, karena airnya menguap saat atmosfernya menipis. Tetapi kita dapat melihat bukti ekstensif dari air masa lalu. Seperti daerah "bukit pasir" yang ditemukan di Noctis Labyrinthus dan cekungan Hellas. Para peneliti mengatakan daerah ini dulunya memiliki bukit pasir setinggi puluhan meter. Kemudian, bukit pasir dibanjiri oleh lava atau air, yang mempertahankan dasarnya sementara puncaknya terkikis.

Bukit pasir tua seperti ini menunjukkan bagaimana angin dulu mengalir di Mars kuno. Pada gilirannya memberikan beberapa petunjuk kepada ahli iklim tentang lingkungan kuno Planet Merah. Dalam putaran yang lebih menarik, mungkin ada mikroba yang bersembunyi di area terlindung dari bukit pasir ini. Dikarenakan aman dari radiasi dan angin yang akan menyapu mereka.

Garis Lereng Berulang di Kawah Hale

Sekilas mirip dengan air terjun ya? Tapi sebenarnya ini adalah fitur misterius di sebuah lereng kawah. (NASA/JPL-Caltech/Univ. of Arizona)

Mars memiliki fitur aneh yang disebut garis lereng berulang, yang cenderung terbentuk di sisi kawah curam selama cuaca hangat. Sulit untuk mengetahui fitur apa sebenarnya ini. Gambar yang ditampilkan di sini dari Kawah Hale (serta lokasi lain) menunjukkan titik-titik di mana spektroskopi mengambil tanda-tanda hidrasi.

Pada tahun 2015, NASA awalnya mengumumkan bahwa garam terhidrasi harus menjadi tanda air mengalir di permukaan. Tetapi penelitian kemudian mengatakan fitur ini dapat terbentuk dari air atmosfer atau aliran pasir kering. Pada kenyataannya, kita mungkin harus mendekatinya untuk melihat langsung seperti apa sifat aslinya. Tapi ada kesulitan,  jika fitur ini memang menampung mikroba asing, maka kita tidak ingin terlalu dekat karena dikhawatirkan terjadi kontaminasi. Sementara NASA mencari cara untuk menyelidiki di bawah protokol perlindungan planetnya. Penjelajah manusia masa depan mungkin harus mengagumi fitur misterius ini dari jauh, menggunakan teropong.