Dengan segala kemewahan, tunjangan, dan hak spesial, tentu banyak orang berlomba-lomba untuk menjadi Perawan Vesta.
Namun posisinya terbatas dan persyaratannya sangat ketat. Pertama-tama, pelamar harus berusia antara 6-10 tahun dan tidak memiliki cacat, terutama pendengaran dan suara.
Kedua orang tua masih hidup saat seseorang melamar profesi ini. Selain itu, Anda tidak dapat melamar jika ayah Anda adalah seorang pembuat roti, tembikar, atau pekerjaan umum lainnya. Karena Senat hanya memilih gadis-gadis dari keluarga bangsawan elite.
Hanya enam ada enam Perawan Vesta yang bekerja di kuil. Pekerjaan itu berlangsung selama 30 tahun. 10 tahun pertama mereka menjalani pelatihan, 10 kedua untuk bekerja, dan 10 terakhir untuk membimbing para Perawan Vesta baru.
Selain menjaga api, mereka juga mengumpulkan air dari mata air suci. Perawan Vesta juga menyiapkan makanan yang digunakan dalam ritual dan merawat benda-benda suci di kuil.
Mereka terlibat dalam upacara kekaisaran, bertindak sebagai duta besar dan wasit ketika urusan kekaisaran memanas. Pendeta wanita ini bahkan memberkati gedung-gedung baru.
Sebagai pekerjaan sampingan, mereka ditugaskan untuk menyimpan barang-barang suci, dokumen penting negara, dan surat wasiat penting. Misalnya milik Julius Caesar dan Mark Antony.
Perawan Vesta yang sukses bisa mendapatkan pensiun yang luar biasa
Perawan Vesta bisa melayani selama lebih dari 30 tahun. Tetapi mereka juga bebas menjalani kehidupan bak artis yang pensiun.
Pada titik ini, pundi-pundi mereka dipenuhi dengan tunjangan uang dan hadiah besar yang diterima selama bertahun-tahun. Selain itu, Perawan Vesta juga berhak atas pensiun yang bagus dari kekaisaran.
Setelah menyelesaikan masa jabatan, mereka bisa menikah jika mau. Namun, perubahan itu mungkin sulit mengingat mereka menjalani kehidupan seperti dewi selama 30 tahun. Kebanyakan mantan Perawan Vesta menganggap mendedikasikan waktu untuk seorang pria fana kurang spektakuler.
Faktanya, Plutarch mengatakan bahwa mereka “menyesali” keputusan untuk menikah. Bagi sebagian wanita Romawi, menjaga kesucian lebih baik dibandingkan harus menghadapi drama perkawinan.
Di tahun 394, api abadi Vesta padam. Ini sekaligus mengakhiri segala keglamoran dan hak istimewa Perawan Vesta, si penjaga api abadi Romawi kuno.