Ilmuwan Jepang Menciptakan Kecoa Siborg yang Menggunakan Sel Surya

By Ricky Jenihansen, Sabtu, 10 September 2022 | 14:00 WIB
Strategi desain untuk memasang elektronik pada serangga melalui evaluasi sistematis kemampuan gerak dan mendemonstrasikan pengisian daya dan kontrol penggerak nirkabel pada serangga siborg hidup. (Kakei et al.)

Nationalgeographic.co.id—Tim ilmuwan gabungan di Jepang mengumumkan telah menciptakan kecoba siborg yang menggunakan modul sel surya organik ultra lembut. Modul tersebut terpasang dan tidak mengganggu kemampuan gerak dasar serangga.

Para ilmuwan yang terlibat dalam penelitian ini berasal dari RIKEN, Waseda University, Fukui University of Technology dan Nanyang Technological University. Laporan tersebut diterbitkan di jurnal Nature npj Flexible Electronics.

"Siborg, yang merupakan integrasi mesin dan organisme, dapat digunakan tidak hanya untuk menggantikan bagian tubuh organisme yang rusak, tetapi juga untuk mewujudkan fungsi yang melebihi kemampuan normal organisme tersebut," kata peneliti RIKEN Kenjiro Fukuda dan rekan seperti dilansir Sci-News.

"Kemajuan dalam elektronik telah menghasilkan peningkatan integrasi organisme dan mesin. Miniaturisasi dan fabrikasi cip semikonduktor konsumsi daya rendah melalui mikro/fabrikasi nano telah menghasilkan siborg organisme kecil."

Fukuda mengatakan, secara khusus, serangga siborg dengan sirkuit terpadu kecil untuk mengontrol perilaku mereka telah diusulkan untuk digunakan seperti pencarian dan penyelamatan perkotaan, pemantauan lingkungan, dan inspeksi area berbahaya.

"Perangkat pemanen energi yang dipasang di tubuh sangat penting untuk memperluas jangkauan aktivitas dan fungsionalitas serangga siborg," kata mereka.

"Namun, keluaran daya mereka terbatas pada kurang dari 1 mW, yang jauh lebih rendah daripada yang diperlukan untuk kontrol penggerak nirkabel."

"Solusi terbaik adalah memasukkan sel surya on-board yang dapat terus memastikan bahwa baterai tetap terisi daya."

Dalam penelitiannya, penulis bereksperimen dengan kecoak Madagaskar yang mendesis (Gromphadorhina portentosa). Mereka memasang modul kontrol kaki nirkabel dan baterai polimer lithium ke bagian atas serangga di dada menggunakan ransel yang dirancang khusus.

Ransel itu dicetak 3D dengan polimer elastis dan disesuaikan dengan sempurna dengan permukaan melengkung kecoa. Ransel itu memungkinkan perangkat elektronik kaku untuk dipasang secara stabil di dada selama lebih dari sebulan.

Kecoa Madagaskar. (JOEL SARTORE, NATIONAL GEOGRAPHIC PHOTO ARK)

Modul sel surya organik ultra tipis dengan tebal 0,004 mm dipasang di sisi punggung perut serangga. "Modul sel surya organik ultra tipis yang dipasang di tubuh mencapai keluaran daya 17,2 mW, yang lebih dari 50 kali lebih besar daripada output daya perangkat pemanen energi mutakhir saat ini pada serangga hidup," kata Fukuda.