Nationalgeographic.co.id—Ratu Elizabeth II telah meninggal pada hari Kamis, 8 September 2022 di Kastil Balmoral di Skotlandia. Sang ratu meninggal di usia 96 tahun, ia telah memimpin Britania raya dan Persemakmuran Inggris selama 70 tahun, penguasa Inggris terlama.
Sebagian besar dunia bereaksi atas meninggalnya Ratu Elizabeth II, di antaranya merasakan kesedihan yang mendalam. Tapi ada pula sebagian lain yang justru sebaliknya, terutama di India dan Irlandia, ada banyak orang yang malah merayakannya.
Lantas mengapa banyak orang di Irlandia dan India merayakan kematian sang ratu?
Menjawab pertanyaan ini, kita harus melihat perjalanan panjang Kerajaan Inggris. Hingga sekarang, ketika putra tertua Ratu Elizabeth, Charles menjadi Raja Charles III, Kerajaan Inggris telah bertahan lebih dari 1.200 tahun. Kerajaan Inggris telah mencakup 37 generasi, dan 61 anggota keluarga telah menduduki takhta.
Selama kurun waktu dan perjalanan panjang Kerajaan Inggris, sejarah kolonialisme telah mendistorsi Kerajaan Inggris. Orang-orang di negara-negara yang sebelumnya dikendalikan oleh Inggris, seperti India, Irlandia, Australia, dan Nigeria, dengan cepat menunjukkan peran monarki dalam penaklukan negara mereka.
Ratu memang telah meninggal, tapi selama periode Ratu memerintah, ia telah melakukan banyak hal dengan Kerajaan Inggris dan kemudian membentuk Persemakmuran Bangsa-Bangsa. Banyak di bekas koloni menganggapnya sebagai boneka untuk kebrutalan yang diderita rakyat mereka.
Kerajaan Inggris pada puncak kekuasaannya digambarkan sebagai "kekaisaran di mana matahari tidak pernah terbenam" dan menguasai 23 persen populasi dunia pada tahun 1913.
Itu telah mengendalikan negara-negara di setiap benua dan hari ini 14 wilayah seberang laut tetap berada di bawah kedaulatan Inggris.
Menyusul pengumuman kematian Elizabeth, beberapa orang berbondong-bondong ke media sosial untuk merayakannya, mereka bersuka cita.
Salah satunya bahkan mengedit video penari Irlandia Cairde tampil di depan Istana Buckingham dengan lagu hit Queen "Another One Bites the Dust" sebagai soundtrack.
Sementara yang lain mengemukakan jutaan orang yang mati di bawah imperialisme Inggris.