Spesies Baru Dinosaurus Terungkap Setelah Disimpan 1 Abad di Jerman

By Ricky Jenihansen, Selasa, 13 September 2022 | 10:00 WIB
Rekonstruksi Tuebingosaurus maierfritzorum. (O.R.R. Fernández & I. Werneburg)

Nationalgeographic.co.id—Setelah disimpan lebih dari 1 abad dalam koleksi Paleontologi di University of Tübingen, di Jerman, spesies dan genus baru dinosaurus leher panjang terungkap. Dinosaurus tersebut sebelumnya salah diidentifikasi sebagai Plateosaurus trossingensis.

Spesies dinosaurus yang baru diidentifikasi hidup di tempat yang sekarang dikenal sebagai Alb Swabia selama periode Trias, sekitar 203 hingga 211 juta tahun yang lalu.

Trias adalah suatu periode dalam skala waktu geologi yang berlangsung antara 251 hingga 199 juta tahun yang lalu. Periode ini berlangsung setelah Permian dan dilanjutkan oleh Jura. Awal dan akhir periode Trias masing-masing ditandai dengan peristiwa kepunahan besar.

Deskripsi lengkap identifikasi spesies baru ini telah mereka terbitkan di Vertebrate Zoology yang merupakan jurnal akses terbuka.

Laporan tersebut bisa diperoleh secara daring dengan judul "A new massopodan sauropodomorph from Trossingen Formation (Germany) hidden as ‘Plateosaurus’ for 100 years in the historical Tübingen collection."

Setelah diidentifikasi ulang, fosil tersebut diberi nama Tuebingosaurus maierfritzorum. Nama Tuebingosaurus diambil dari nama University of Tübingen tempat spesimen tersebut disimpan.

Sementara Nama spesiesnya (maierfritzorum) adalah penghargaan untuk dua ahli zoologi Jerman: Profesor Wolfgang Maier dari Tübingen dan Profesor Uwe Fritz dari Senckenberg Natural History Collections Dresden.

Hewan purba, yang secara ilmiah bernama Tuebingosaurus maierfritzorum ini, termasuk dalam klad sauropodomorph Massopoda. Kerangka parsialnya ditemukan di Formasi Trossingen dekat kota Tübingen di Jerman pada tahun 1922.

Baca Juga: Musim Dingin Musnahkan Reptil Non-Dino, Membuka Jalan Bagi T. Rex

Perbandingan ukuran Tuebingosaurus maierfritzorum dengan manusia. (O.R.R. Fernández & I. Werneburg)

"Ketika kami menganalisis ulang kerangka yang ditemukan di Trossingen pada tahun 1922, yang sebagian besar terdiri dari bagian belakang tubuh, kami menetapkan bahwa banyak tulang tidak sama dengan Plateosaurus pada umumnya," kata ahli paleontologi Tübingen University, Omar Rafael Regalado seperti dilansir Sci-News.

"Misalnya, kerangka parsial yang ditampilkan, di antara karakter turunan lainnya, pinggul yang lebih lebar dan lebih kuat dengan tulang sakral yang menyatu serta tulang panjang yang luar biasa besar dan kuat - keduanya menunjukkan penggerak pada empat kaki."