Kebiasaan Posisi Makan Ungkap Kelas Sosial Orang Romawi Kuno

By Hanny Nur Fadhilah, Jumat, 16 September 2022 | 07:00 WIB
Lukisan dari Pompeii menunjukkan perjamuan atau upacara keluarga. (Public domain)

Nationalgeographic.co.id—Segala hal yang menyangkut tentang Romawi kuno pastinya menarik untuk diikuti. Mulai dari mitologi Romawi hingga sejarah yang terjadi di masa lalu. Tak jauh berbeda dengan kita yang hidup di zaman modern, santapan pada zaman Romawi bahan-bahannya masih sering kita jumpai.

Tapi, tahukah Anda? Masakan Romawi selama Kerajaan (753 SM – 509 SM) mirip dengan masakan Yunani kuno. Itu agak sederhana dan variasi makanannya terbatas. Bangsa Romawi pada periode ini biasanya makan bubur atau disebut puls yang terbuat dari emmer, garam, minyak zaitun, dan berbagai rempah. Mereka juga makan sayuran, buah-buahan, daging, ikan dan makanan laut dan menggunakan minyak zaitun, garam, merica dan berbagai rempah-rempah dalam makanan mereka.

Makanan terdiri dari jentaculum (sarapan), cena (makan siang) dan vesperna (makan malam). Sarapan ringan dan biasanya terdiri dari sepotong roti dengan madu atau keju. Makan siang adalah makan besar dan makanan utama hari itu, sedangkan makan malam terdiri dari makan malam ringan.

Selama Republik dan Kekaisaran, ketika Roma berkembang dan menjadi lebih makmur, makanan menjadi lebih beragam. Orang Romawi berkenalan dengan makanan dan metode memasak provinsi. Cena menjadi lebih besar dan pindah ke sore hari (sekitar pukul 2 sampai 3 sore) karena lebih banyak makanan tersedia, sedangkan vesperna (makan malam ringan) menghilang sama sekali. Yang tadinya makan siang digantikan oleh prandium, yang setara dengan makan siang ringan.

Cena, yang awalnya hanya terdiri dari satu hidangan, berkembang menjadi dua hidangan selama Republik: hidangan utama dan hidangan penutup yang disajikan dengan buah atau makanan laut. Pada akhir Republik, itu berkembang menjadi tiga hidangan: makanan pembuka (gustio), hidangan utama (primae mensae) dan makanan penutup (secundae mensae).

Baca Juga: Megahnya Domus Aurea, Istana Emas Simbol Kejatuhan Kaisar Romawi Nero

Baca Juga: Mimpi Digunakan sebagai Alat Diagnosis oleh Dokter di Zaman Romawi

Baca Juga: Koin Langka Romawi Timur Mengungkap Ledakan Supernova 'Terlarang'

Bukan hanya itu, santapan di zaman Romawi yang terkenal adalah roti. Roti adalah makanan pokok di Roma kuno yang sering dimakan dengan madu, zaitun, keju atau telur, mencatat bahwa orang Romawi juga mencelupkan roti mereka ke dalam anggur. Di Pompeii, ditemukan lebih dari 30 toko roti dan sejumlah besar penggilingan untuk menggiling biji-bijian, dengan demikian membuktikan bahwa orang Romawi makan banyak roti. Roti awalnya terdiri dari roti emmer pipih dan bundar dan dimakan dengan sedikit garam.

Duduk, Berdiri, atau Berbaring: Kebiasaan Makan Mengungkap Kelas Sosial

Ada banyak perbedaan antara kebiasaan makan kelas bawah dan kelas atas. Perbedaan ini menjadi lebih besar selama Republik dan Kekaisaran. Misalnya, orang Romawi biasa tidak mampu makan daging dan makanan eksotis yang mahal. Mereka sering makan bubur yang terbuat dari emmer, garam, lemak, dan air (puls) dengan roti yang diberi sedikit garam.

Orang Romawi yang lebih kaya makan bubur yang sama tetapi menambahkan sayuran cincang, daging, keju, dan berbagai bumbu ke dalamnya.

Rata-rata orang Romawi dan budak makan sambil duduk mengelilingi meja atau berdiri sementara orang kaya makan sambil berbaring di sofa di sebuah ruangan yang disebut triclinium.