Benarkah Kalender Adam, Jadi Situs Megalitikum Tertua di Dunia?

By Hanny Nur Fadhilah, Kamis, 22 September 2022 | 13:00 WIB
Kalender Adam, Mpumalanga, Afrika Selatan. (getaway.co.za)

 Baca Juga: Mengapa Ada Tujuh Hari dalam Seminggu? Berikut Penjelasannya

 Baca Juga: Kalender Gregorian, Tahun Kabisat dan Asal-Usul Hari April Mop

Dengan menentukan kapan tiga bintang sabuk Orion diposisikan datar (horizontal) terhadap cakrawala, dimungkinkan untuk memperkirakan waktu ketika tiga batu dalam kalender sejajar dengan bintang-bintang ini. Menurut Tellinger, perhitungan dilakukan oleh astronom Bill Hollenbach berdasarkan munculnya Orion menyarankan usia situs setidaknya 75.000 tahun.

Perhitungan lebih lanjut dilakukan pada bulan Juni 2009, menyarankan usia setidaknya 160.000 tahun, berdasarkan munculnya Orion 'datar di cakrawala' tetapi juga pada 'erosi batu dolerit' yang ditemukan di situs tersebut. Beberapa bagian dari batu penanda telah patah terkena erosi alami. Perhitungan ini membantu menilai usia situs dengan menghitung tingkat erosi dolerit.

Penemuan terbaru dan paling menarik dari lingkaran batu dan Kalender Adam adalah frekuensi suara formasi batuan dari bumi di bawahnya. Dengan teknologi modern, Tellinger dan ilmuwan telah mampu mendeteksi dan mengukur frekuensi suara dengan sifat akustik yang dibuat dari bumi di dalam lingkaran yang menghantarkan listrik. Frekuensi suara bumi di bawah batu ini berbentuk seperti bunga geometri suci saat muncul ke permukaan tanah.

Masih banyak tentang kalender Adam yang belum dipahami, termasuk siapa yang membangunnya, seperti apa peradaban mereka, dan bagaimana mereka membangunnya dengan ukuran yang begitu presisi. Mungkin pada waktunya, lebih banyak penelitian akan mengumpulkan misteri prasejarah ini.