Tragedi Victoria Hall Stampede, 183 Anak Mati Terinjak di Pertunjukan

By Hanny Nur Fadhilah, Rabu, 12 Oktober 2022 | 10:00 WIB
Tragedi Victoria Hall, para orang tua yang tengah dilanda kesedihan harus mengidentifikasi mayat anak-anak mereka. (Public domain)

Hanya ketika ketertiban dipulihkan, skala tragedi itu menjadi jelas. Sebanyak 183 anak, 114 laki-laki dan 69 perempuan, tewas hari itu. Korban termuda dari Victoria Hall Stampede, Dorothy B. Buglass dan Margaret Thompson, baru berusia 3 tahun, sedangkan yang tertua, Annie Redmond, berusia 14 tahun.

Semua anak meninggal karena asfiksia. Beberapa keluarga kehilangan semua anak mereka, sementara seluruh kelas Alkitab di Sekolah Minggu setempat kehilangan semua 30 siswanya selama tragedi itu.

Bencana tangga di Victoria Hall saat orang dewasa berusaha menarik anak-anak ke tempat yang aman. (Public domain)

Salah satu yang selamat dari Victoria Hall Stampede adalah William Codling Jr. Codling lahir pada tahun 1876 dan akan berusia enam atau tujuh tahun ketika dia menghadiri pertunjukan di Victoria Hall pada tahun 1883. Catatannya tentang Victoria Hall Stampede ditulis pada Desember 1894, 11 tahun setelah kejadian itu.

Memang, berita tentang tragedi itu menyebar ke seluruh negeri dan dilaporkan oleh surat kabar nasional. Seluruh negeri tergerak oleh tragedi itu dan banyak yang mengirim sumbangan ke kota. Salah satu donor ini adalah Ratu Victoria sendiri.

Ratu juga meminta untuk terus diberitahu tentang pemulihan para penyintas dan mengirim pesan belasungkawa kepada keluarga yang terkena dampak tragedi itu. Sumbangan yang diterima digunakan untuk menutupi biaya pemakaman dan sisanya untuk mendirikan patung peringatan bagi para korban. Patung marmer ini dipahat oleh W.G. Brooker dan menggambarkan seorang wanita yang berduka dengan seorang anak yang meninggal di pangkuannya, terinspirasi oleh patung Klasik Niobe. 

   

Baca Juga: The Fallen Women, Prostitusi Era Victoria Jadi Pekerjaan yang Diminati

Baca Juga: Intrik Inggris di Balik Tragedi Pembantaian Massal PKI 1965-1966

Baca Juga: Tragedi Wounded Knee: Pembantaian Suku Indian di Tanah Leluhurnya

    

Awalnya, tugu peringatan itu berdiri di bawah kanopi di Taman Mowbray, di seberang lokasi bencana. Kemudian, dipindahkan ke Pemakaman Bishopwearmouth, tetapi dibawa kembali ke Taman Mowbray pada tahun 2000, dengan kanopi baru. Pada tahun 2017, tugu peringatan itu dirusak, karena panel di rumah kaca pecah.

Selain patung, para korban Victoria Hall Stampede juga diperingati dengan cara lain. Sebuah puisi berjudul 'The Sunderland Calamity' ditulis oleh penyair Skotlandia William McGonagall.

Dalam beberapa tahun terakhir, upacara peringatan bagi para korban Stampede Victoria Hall diadakan setiap tahun pada tanggal 16 Juni. Layanan ini diselenggarakan oleh Sunderland Township Heritage Society. Selain itu, seniman Sunderland bernama Lyn Killeen memberikan penghormatan kepada para korban tragedi melalui karya seni kontemporernya, Ascension, dan Silent Voices.

Terakhir, langkah-langkah praktis juga telah diambil untuk mencegah tragedi seperti itu terjadi lagi. Salah satu konsekuensi dari Victoria Hall Stampede adalah disahkannya undang-undang di parlemen yang mewajibkan semua tempat hiburan umum memiliki pintu keluar yang cukup dan bahwa semua pintu keluar harus terbuka ke luar dan mudah dibuka.