Baca Juga: Kisah Perawan Vestal yang Dikubur Hidup-hidup Akibat Sering Bercanda
Baca Juga: Alasan Kekaisaran Bizantum Bertahan Lebih Lama daripada Romawi Barat
Meskipun senat masih ada di Romawi, kekuasaan sebenarnya secara mutlak berada di tangan Augustus. Tacitus mencatat bahwa rakyat dan para senator, bersyukur atas berakhirnya perang saudara.
"Kebanyakan di antara mereka menawarkan diri mereka dalam servitium (penghambaan) kepada pemimpin baru di Romawi," terusnya. Setelah kematian Augustus, Tacitus menulis bahwa para senator beralih untuk mengakui anak tirinya, Tiberius sebagai kaisar.
Sejarah Tacitus bergantian antara urusan sipil (berkonsentrasi pada kaisar, senat, dan pengadilan) dan urusan luar negeri (kampanye dan pemberontakan di provinsi). Tetapi setiap bagian dari narasinya mengomentari dan mencerminkan tema yang lain.
Salah satu narasinya yang cukup populer adalah pemberontakan Boudicca, ratu Celtics dari Iceni, melawan kekuatan kaisar Nero yang bertakhta di Inggris.
"Bertarung dan mati di bawah kepemimpinan seorang wanita akan memungkinkan warga Celtics menghindari perbudakan di bawah Romawi," ungkap Boudicca dalam pidatonya yang ditulis Tacitus.
Pidato Boudicca itu mendorong pembaca Tacitus untuk merenungkan dekadensi dan kebejatan Nero, dan pembatasan kebebasan di bawah rezimnya.