Apa Perbedaan antara Kehidupan Romawi Kuno dengan Yunani Kuno?

By Utomo Priyambodo, Jumat, 14 Oktober 2022 | 16:00 WIB
Beberapa kelas sosial di Romawi kuno yang terlihat berdasarkan pakaiannya. (Pablo Salinas/Public Domain)

Nationalgeographic.co.id—Romawi kuno dan Yunani kuno adalah dua peradaban besar yang berlangung panjang dan turut memengaruhi kehidupan modern saat ini. Kedua kebudayaan kuno ini memiliki persamaan dan perbedaan di berbagai aspek, berikut ini beberapa di antaranya.

Ekonomi

Perekonomian Yunani dan Romawi sama-sama didasarkan pada pertanian. Orang-orang Yunani idealnya tinggal di pertanian kecil yang memproduksi gandum sendiri, tetapi praktik pertanian yang buruk membuat banyak rumah tangga tidak mampu mencari makan sendiri. Perkebunan besar kemudian mengambil alih, memproduksi anggur dan minyak zaitun, yang juga merupakan komoditi ekspor utama Romawi. Ini tidak terlalu mengejutkan, mengingat kondisi geografis Romawi dan Yunani yang sama dan popularitas kedua kebutuhan ini.

Manufaktur juga merupakan pekerjaan yang umum di kedua peradaban ini. Sementara Yunani juga telah memperbudak orang, ekonomi Roma bergantung pada tenaga kerja orang-orang yang diperbudak dari ekspansi hingga akhir Kekaisaran.

Sosial

N.S. Gill, ahli sejarah kuno dan Latin lulusa University of Minnesota, menulis di ThoughtCo. bawah kelas-kelas sosial Yunani dan Romawi berubah dari waktu ke waktu. Namun, setidaknya, bisa dikatakan pembagian dasar awal Athena dan Roma terdiri atas orang-orang bebas dan merdeka, orang-orang yang diperbudak, orang asing, dan wanita. Hanya beberapa dari kelompok ini yang dihitung sebagai warga negara.

Rinciannya, kelas sosial di Yunani kuno terdiri atas orang-orang yang diperbudak, orang-orang merdeka, metik (orang asing), warga negara, dan wanita. Adapun kelas sosial di Romawi kuno terdiri atas orang-orang yang diperbudak, orang-orang merdeka, rakyat jelata, dan bangsawan.

Peran Wanita

Di Athena, wanita dihargai karena tidak melakukan gosip, mengelola rumah tangga, dan, yang terpenting, menghasilkan anak yang sah. Wanita bangsawan itu diasingkan di kamar wanita dan harus ditemani di tempat-tempat umum. Dia bisa memiliki, tetapi tidak menjual propertinya. Wanita Athena tunduk pada ayahnya, dan bahkan setelah menikah, dia bisa memintanya kembali. Wanita Athena itu bukan warga negara.

Adapun wanita Romawi secara hukum tunduk pada paterfamilia, baik laki-laki yang dominan dalam rumah tangga tempat ia lahir maupun rumah tangga suaminya. Dia bisa memiliki dan membuang properti dan pergi sesukanya. Dari epigrafi, kita membaca bahwa seorang wanita Romawi dihargai karena kesalehan, kerendahan hati, pemeliharaan harmoni, dan menjadi wanita yang setia pada satu pria. Dan bedanya dengan wanita Yunani, Wanita Romawi bisa menjadi warga negara Romawi.

Ayah

Ayah dalam keluarga Romawi sangatlah dominan dan dapat memutuskan apakah akan mempertahankan anak yang baru lahir atau tidak. Lelaki yang menjadi kepala rumah tangga Romawi disebut paterfamilia. Anak laki-laki dewasa yang sudah punya keluarga sendiri masih tunduk pada ayahnya meski dia adalah paterfamilia di keluarganya.