Nationalgeographic.co.id — Banyak anggapan dan bahkan dalam buku teks hingga sains populer mengklaim bahwa wanita lebih baik dalam menemukan dan mengingat kata-kata daripada pria. Tapi apakah ini benar-benar fakta? Penelitian baru berbasis skor mengungkapkan.
"Perempuan lebih baik. Keuntungan wanita konsisten sepanjang waktu dan rentang hidup, tetapi juga relatif kecil", kata Marco Hirnstein, profesor di The University of Bergen, Norwegia yang terlibat dalam penelitian tersebut.
Hirnstein tertarik pada bagaimana faktor biologis, psikologis, dan sosial berkontribusi pada perbedaan jenis kelamin atau gender dalam kemampuan kognitif dan apa mekanisme otak yang mendasarinya.
Akankah hasilnya akhirnya menyelesaikan debat atau pertentangan tentang siapa yang lebih baik?
"Sejauh ini, fokusnya sebagian besar pada kemampuan, di mana pria unggul. Namun, dalam beberapa tahun terakhir fokusnya lebih ke wanita", kata Hirnstein.
"Kami pikir Wanita lebih baik, dan memang begitu."
Asal usul perbedaan jenis kelamin atau gender ini, kata peneliti, adalah alam versus pengasuhan. Dan konsekuensi potensial dari perbedaan ini telah menjadi bahan perdebatan masyarakat yang besar.
Seperti apakah pria dan wanita memiliki bakat yang berbeda untuk profesi yang berbeda? Hal ini menjadi menarik untuk dibuktikan.
Buku teks dan buku sains populer menganggap bahwa wanita lebih baik dalam menemukan kata-kata. Misalnya, ketika menamai kata-kata yang dimulai dengan huruf 'F', atau kata-kata yang termasuk dalam kategori tertentu seperti binatang atau buah-buahan. Juga telah dianggap sebagai "fakta" bahwa wanita lebih baik dalam mengingat kata-kata.
Namun, temuan sebenarnya jauh lebih tidak konsisten daripada yang tersirat dalam buku teks. Beberapa penelitian menemukan keunggulan wanita, beberapa menemukan keuntungan pria, beberapa tidak menemukan keuntungan apa pun.
"Kebanyakan keterampilan intelektual tidak menunjukkan perbedaan atau dapat diabaikan dalam kinerja rata-rata antara pria dan wanita. Namun, wanita lebih unggul dalam beberapa tugas, sementara pria rata-rata unggul dalam tugas lainnya".
Ini mungkin terdengar seperti menyatakan yang sudah jelas, tetapi Hirnstein dan rekan-rekannya menunjukkan bagaimana temuan mereka dapat berguna dalam diagnosis dan perawatan kesehatan.
Relevansi kritis untuk diagnosis demensiaHasilnya relevan dalam setidaknya dua cara. Pertama, mereka membantu memperjelas apakah keuntungan perempuan itu nyata.
Kedua, mengetahui tentang perbedaan jenis kelamin atau gender ini penting untuk menginterpretasikan hasil penilaian diagnostik, di mana kemampuan tersebut sering diuji.
Misalnya, untuk menentukan apakah seseorang menderita demensia. Mengetahui bahwa wanita umumnya lebih baik dalam tugas-tugas itu sangat penting untuk mencegah wanita kurang terdiagnosis, karena rata-rata kinerja awal mereka yang lebih baik.
Dan untuk pria, bahwa mereka terdiagnosis berlebihan, karena kinerja dasar rata-rata mereka yang lebih rendah. Saat ini, banyak namun tidak semua penilaian mempertimbangkan jenis kelamin atau gender.Hirnstein dan rekan-rekannya melakukan apa yang disebut "meta-analisis", di mana mereka menganalisis data gabungan dari semua tesis PhD, tesis master, dan studi yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah yang dapat mereka temukan. Meta-analisis ini mencakup lebih dari 500 ukuran dari lebih dari 350.000 peserta.
Para peneliti menemukan bahwa wanita memang lebih baik. Keuntungannya kecil tetapi konsisten selama 50 tahun terakhir dan sepanjang umur individu.
Selain itu, mereka menemukan bahwa keuntungan wanita tergantung pada jenis kelamin atau gender ilmuwan yang melakukan penelitian. Ilmuwan wanita melaporkan keuntungan wanita yang lebih besar, ilmuwan pria melaporkan keuntungan wanita yang lebih kecil.
Laporan penelitian tersebut telah diterbitkan di jurnal Perspectives on Psychological Science dengan judul yang merupakan jurnal akses terbuka. Makalah tersebut bisa didapatkan secara daring dengan judul "Sex/Gender Differences in Verbal Fluency and Verbal-Episodic Memory: A Meta-Analysis."