Begini Asal-usul Julukan Orang Belanda Depok, Jangan Salah Kaprah!

By Utomo Priyambodo, Sabtu, 22 Oktober 2022 | 07:00 WIB
Boy Loen, tokoh keturunan Belanda Depok sekaligus Ketua Bidang Sejarah Kepengurusan Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein. (Utomo Priyambodo)

Nationalgeographic.co.id — Banyak orang salah kaprah mengira bahwa orang-orang Belanda Depok atau Kaoem Depok adalah orang keturunan Belanda atau orang bule. Anggapan ini jelas keliru karena nyatanya orang-orang yang dijuliki sebagai Belanda Depok atau Kaoem Depok ini adalah orang pribumi asli.

Bagaimana awal mula munculnya julukan Belanda Depok dan dari mana asal-usul mereka?

National Geographic Indonesia berbincang dengan Boy Loen, salah satu tokoh keturunan Belanda Depok atau Kaoem Depok. Boy yang kini juga menjabat sebagai Ketua Bidang Sejarah Kepengurusan Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC), mengatakan bahwa asal muasal Kaoem Depok adalah kelompok budak yang dibeli oleh Cornelis Chastelein dari pasar budak di Bali.

"Dan budak-budak yang dibeli itu kebanyakan berasal dari Bali sendiri, Nusa Tenggara Timur (NTT), dari Makassar, dari Sulawesi, bahkan dari Maluku," papar Boy. "Jadi kami ini sebenarnya adalah pribumi asli," tegas Boy.

"Sebagaimana Anda lihat, saya sendiri kulit saya tidak bule," ucap Boy sambil menunjukkan warna kulit tangannya.

Cornelis Chastelein, yang namanya disebut Boy, adalah orang Belanda yang sempat menjadi pejabat kongsi dagang Hindia Belanda (VOC). Pada akhir abad ke-17 dia mengundurkan diri dari VOC dan beralih menjadi tuan tanah di sekitar Batavia.

Chastelein membeli banyak lahan tanah, termasuk di daerah Depok. Budak-budak yang ia beli dari Bali, ia pekerjakan untuk menggarap lahan pertanian dan perkebunan di Depok.

Kelak, ketika meninggal, Chastelein memerdekakan semua budaknya tersebut dan memberi semua lahan tanahnya yang ada di Depok untuk mereka lewat surat wasiat yang telah ia tulis sebelumnya. Para mantan budak beserta keturunan mereka yang menghuni dan menggarap tanah di Depok inilah yang kemudian dikenal sebagai Kaoem Depok.

Baca Juga: 'Baboe' Layaknya Ibu Peri bagi Anak-anak Eropa di Hindia Belanda

Baca Juga: Mengapa Belanda Mencegah Bahasanya Menjadi Bahasa Internasional

Baca Juga: Rijkmuseum Ungkap Kebrutalan Perbudakan Belanda di Tanah Koloni

Bagi Kaoem Depok, Chastelein dianggap sebagai orang Belanda yang sebenarnya anti-perbudakan karena tak sesuai dengan ajaran Injil. Sebagai orang Nasrani yang taat pada agama, Chastelein juga disebut-sebut mengajarkan baca-tulis dan isi Alkitab kepada budak-budaknya.