Polusi Udara Berhubungan dengan Tingkat Obesitas Wanita Paruh Baya

By Utomo Priyambodo, Selasa, 18 Oktober 2022 | 09:00 WIB
Obesitas pada wanita paruh baya. (Alexisrael/Wikimedia Commons)

Nationalgeographic.co.id—Obesitas telah menjadi masalah kesehatan global utama dalam beberapa dekade terakhir. Penyebanya, semakin banyak orang makan makanan tidak sehat dan gagal berolahraga secara teratur.

Sebuah studi baru dari University of Michigan menunjukkan ada faktor lain yang bisa menentukan skala berat badan, indeks massa tubuh, lingkar pinggang, dan lemak tubuh manusia. Faktor yang dimaksud adalah tingkat polusi udara.

Studi ini melihat adanya korelasi antara tingkat paparan polusi dengan obesitas. Secara khusus, studi ini mengamati obesitas pada kalangan wanita paruh baya.

Dalam studi ini, para wanita di usia akhir 40-an dan awal 50-an tahun yang terpapar polusi udara dalam jangka panjang, melihat adanya peningkatan ukuran dan komposisi tubuh mereka, kata Xin Wang, penyelidik penelitian epidemiologi di University of Michigan School of Public Health yang juga menjadi penulis pertama studi tersebut. Polusi udara yang dimaksud khususnya terkait tingkat partikel halus, nitrogen dioksida, dan ozon yang lebih tinggi.

Data yang dipakai dalam studi ini berasal dari 1.654 wanita kulit putih, kulit hitam, Cina, dan Jepang dari Study of Women's Health Across the Nation. Wanita-wanita ini, yang usia rata-rata dasarnya hampir 50 tahun, dilacak dari tahun 2000 hingga 2008.

Dalam studi ini, tingkat paparan polusi udara tahunan ditentukan dengan menghubungkan alamat tempat tinggal dengan perkiraan campuran konsentrasi polutan udara. Para peneliti kemudian memeriksa hubungan antara polusi dengan ukuran serta komposisi tubuh para peserta.

Paparan polusi udara kemudian dikaitkan dengan lemak tubuh yang lebih tinggi, proporsi lemak yang lebih tinggi, dan massa tanpa lemak yang lebih rendah di antara wanita paruh baya tersebut. Misalnya, lemak tubuh meningkat 4,5%, atau sekitar 2,6 pon, seiring dengan paparan polusi udara.

  

Baca Juga: Studi Baru Ungkap Anak-Anak Lebih Rentan Terdampak Polusi Udara

Baca Juga: Studi: Bagaimana Persepsi Publik soal Polusi Udara di Jakarta?

Baca Juga: Studi Baru: Kaitan Polusi Udara Dengan Gejala Depresi Pada Remaja

  

Para peneliti juga mengeksplorasi interaksi antara polusi udara dan aktivitas fisik pada komposisi tubuh. Penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas fisik tingkat tinggi —yang didasarkan pada frekuensi, durasi, dan aktivitas fisik yang mencakup lebih dari 60 gerak badan— adalah cara yang efektif untuk mengurangi dan mengimbangi paparan polusi udara.

Karena penelitian ini berfokus pada wanita paruh baya, temuan ini tidak dapat digeneralisasi untuk pria atau wanita dalam rentang usia lain, kata Wang.

Laporan penelitian ini telah diterbitkan di jurnal Diabetes Care. Rekan-rekan peneliti yang terlibat dalam studi ini adalah Carrie Karvonen-Gutierrez (U-M), Ellen Gold (UC Davis), Carol Derby (Albert Einstein College of Medicine), Gail Greendale (UCLA), Xiangmei Wu (California Environmental Protection Agency), Joel Schwartz (Harvard) dan Sung Kyun Park (U-M).