Saat Belut Digunakan untuk Bayar Sewa di Inggris di Abad Pertengahan

By Sysilia Tanhati, Sabtu, 5 November 2022 | 07:00 WIB
Di Inggris pada Abad Pertengahan, belut digunakan untuk membayar sewa. Saat itu, hewan ini menjadi komoditas berharga. (Tacuinum Sanitatis)

Nationalgeographic.co.id - Di Inggris Abad Pertengahansekitar abad ke-5 hingga abad ke-15, ketersediaan koin tidak sebanyak zaman sekarang. Alih-alih transaksi jual beli, pertukaran barang lebih umum dilakukan saat itu. Misalnya biji-bijian ditukar dengan telur. Uniknya, ada satu bentuk pembayaran yang menonjol dan mungkin dianggap aneh di masa sekarang. Itu adalah belut. Para penyewa menggunakan belut untuk membayar sewa mereka. Dilansir dari laman History Extra, lebih dari 540.000 belut dibayarkan kepada penguasa Inggris pada akhir abad ke-11

Jumlah belut yang berlimpah di Inggris selama Abad Pertengahan

Selama Abad Pertengahan, belut ditemukan berlimpah di seluruh Inggris, hidup di lautan, sungai, dan rawa-rawa.

Bagi sebagian orang, belut mungkin tampak menggelikan atau bahkan mengerikan. Namun, bagi orang Inggris di Abad Pertengahan, hewan ini adalah komoditas berharga di Inggris saat itu.

Hewan ini menjadi salah satu bahan makanan paling populer di Inggris pada Abad Pertengahan. Orang mengonsumsi lebih banyak belut daripada ikan air tawar atau laut. Selain harganya murah, belut juga mudah ditemukan.

Belut dikonsumsi dalam jumlah besar dan bisa ditemukan dalam beragam menu. Sebut saja pai hingga belut jeli.

Pai belut mungkin adalah hidangan berbahan dasar belut yang paling terkenal di Inggris, bahkan hingga kini. Sajian belut tetap populer di Inggris sampai tahun-tahun awal abad ke-20.

Beberapa laporan bahkan menjelaskan trik yang digunakan dalam perdagangan kuda. Belut hidup digunakan untuk membuat kuda tua lebih bersemangat.

Belut digunakan sebagai “mata uang

Belut juga digunakan sebagai mata uang atau alat pembayaran populer. Belut biasanya ditangkap di musim gugur saat mereka bermigrasi kembali ke laut. Agar dapat bertahan lama selama berbulan-bulan, belut diasap, diasinkan, atau dikeringkan.

Namun, orang biasanya tidak memperdagangkan belut hidup atau belut mati yang masih mentah. Dalam kebanyakan kasus, belut diawetkan sehingga lebih mudah diangkut dan disimpan.

Belut akan ditusuk pada tongkat, mirip seperti sate, untuk dijadikan sebagai alat pembayaran. Ketika ditusuk pada tongkat, belut menjadi lebih mudah untuk diangkut. (Labberté K.J)