Menganalisis Ledakan Supernova, Menghitung Energi dan Materi Gelap

By Ricky Jenihansen, Sabtu, 22 Oktober 2022 | 13:00 WIB
Pantheon+ dengan meyakinkan menemukan bahwa kosmos terdiri dari sekitar dua pertiga energi gelap dan sepertiga materi gelap. (NASA)

 Baca Juga: Energi Gelap: Bintang Neutron Memberi Tahu Kita, Itu Hanyalah Ilusi?

 Baca Juga: Enam Penemuan Sains Tak Terduga dan Terpenting Selama Abad Ke-20

 Baca Juga: Astronom: Supernova Mungkin Bertanggung Jawab Atas Kepunahan Masal

Informasi itu, pada gilirannya, mengungkapkan seberapa cepat alam semesta mengembang selama zaman yang berbeda, yang kemudian digunakan untuk menguji teori komponen fundamental alam semesta.

"Dalam banyak hal, analisis Pantheon+ terbaru ini merupakan puncak dari upaya terperinci selama lebih dari dua dekade oleh para pengamat dan ahli teori di seluruh dunia dalam menguraikan esensi kosmos," kata Adam Riess.

Riess adalah salah satu pemenang Hadiah Nobel 2011 dalam Fisika untuk penemuan percepatan perluasan alam semesta dan Profesor Terhormat Bloomberg di Johns Hopkins University (JHU) dan Space Telescope Science Institute di Baltimore, Maryland. Riess juga merupakan alumnus Harvard University, memegang gelar PhD di bidang astrofisika.

68 persen dari alam semesta ini adalah berupa energi gelap. (EurekAlert | Johns Hopkins University)

Mengambil data secara keseluruhan, analisis baru menyatakan bahwa 66,2 persen alam semesta bermanifestasi sebagai energi gelap. Sementara sisanya 33,8 persen menjadi kombinasi materi gelap dan materi.

Untuk mencapai pemahaman yang lebih komprehensif tentang komponen penyusun alam semesta pada zaman yang berbeda, Brout dan rekan menggabungkan Pantheon+ dengan ukuran lain yang terbukti kuat, independen, dan saling melengkapi dari struktur alam semesta skala besar dan dengan pengukuran dari cahaya paling awal di alam semesta, latar belakang gelombang mikro kosmik.

Hasil kunci Pantheon+ lainnya berkaitan dengan salah satu tujuan terpenting kosmologi modern, yaitu menentukan laju ekspansi alam semesta saat ini, yang dikenal sebagai konstanta Hubble.

"Dengan kumpulan data Pantheon+ gabungan ini, kami mendapatkan pandangan yang tepat tentang alam semesta dari saat didominasi oleh materi gelap hingga saat alam semesta didominasi oleh energi gelap," kata Brout.

"Dataset ini adalah kesempatan unik untuk melihat energi gelap menyala dan mendorong evolusi kosmos pada skala termegah hingga saat ini."

Mempelajari perubahan ini sekarang dengan bukti statistik yang lebih kuat diharapkan akan mengarah pada wawasan baru tentang sifat misterius energi gelap.

"Pantheon+ memberi kita kesempatan terbaik hingga saat ini untuk membatasi energi gelap, asal-usulnya, dan evolusinya," kata Brout.