Nationalgeographic.co.id – Mari kita bicara lagi soal topik dunia hewan. Pertanyaan besar yang kali ini dibahas adalah, dapatkah hewan-hewan berbicara dan memahami satu sama lain? Jika ya, bahasa apa yang mereka gunakan?
Yang perlu kita pahami, hewan-hewan berkomunikasi satu sama lain dalam berbagai cara. Mereka menggunakan bahasa tubuh, suara, bau, sentuhan, dan bahkan komunikasi kimia dan listrik. Faktanya, para hewan jauh lebih unggul daripada manusia dalam banyak metode komunikasi mereka.
Kita menganggap bahasa sebagai bentuk komunikasi tingkat lanjut yang membedakan kita sebagai manusia dari hewan lain. Namun benarkah begitu? Bisakah hewan-hewan berbicara satu sama lain dan jika demikian, apa yang mereka katakan?
Dikutip dari penjelasan di Irish Examiner, hewan-hewan dapat berkomunikasi dengan cara yang sangat kompleks tanpa menggunakan suara sama sekali. Lebah-lebah, misalnya, menggunakan tarian yang rumit untuk menjelaskan kepada anggota-anggota sarang lainnya mengenai lokasi yang tepat dari sumber makanan yang mereka temukan. Tak hanya itu, mereka juga bisa memberi tahu lebah lain soal jenis makanannya.
Komunikasi verbal, atau pengenalan kata dan frasa, sebenarnya tidak unik bagi manusia. Banyak hewan telah menunjukkan kemampuan yang mengesankan dalam mempelajari keterampilan ini. Selain mempelajari kata-kata manusia, hewan juga memiliki kumpulan kata-kata sendiri yang mereka gunakan untuk berbicara satu sama lain.
Anjing praire tampaknya memiliki salah satu kosakata paling luas di dunia hewan. Mereka tidak hanya dapat menggunakan kata-kata untuk memberi tahu satu sama lain tentang ancaman yang mendekat, tetapi juga dapat menambahkan bahasa deskriptif untuk mengomunikasikan jenis ancaman, termasuk ukuran, bentuk, dan bahkan kecepatan maju.
Bahasa tentu saja bukan hanya tentang kata-kata, tetapi juga tentang bagaimana kita menyatukan kata-kata itu. Struktur kalimat memungkinkan kita untuk menggabungkan kata-kata sederhana dalam banyak cara.
Tata bahasa memungkinkan kita untuk mengemas lebih banyak informasi ke dalam setiap kalimat. Studi terhadap lumba-lumba melaporkan bahwa mereka dapat mempelajari dan menafsirkan kalimat. Mereka memahami kata kerja, sehingga mereka bisa mendapatkan apa yang diminta oleh kalimat tertentu dan mereka memahami urutan kata-kata itu masuk.
Baca Juga: Dunia Hewan: Apakah Spesies Berbeda Bisa Berkomunikasi Satu Sama Lain?
Baca Juga: Dunia Hewan: Inilah Tujuh Binatang yang Punya Profesi Tidak Biasa
Baca Juga: Dunia Hewan: Mengapa Lalat Suka Makan Tahi, tapi Tidak Sakit?
Baca Juga: Dunia Hewan: Bagaimana Nyamuk Malaria Menggigit Tubuh Manusia?
Wawasan Evolusioner
Monyet gelada, yang ditemukan di Etiopia dikenal karena kecerewetannya. Tidak seperti primata lainnya, mereka menggunakan suara yang sangat kompleks, mirip dengan kata-kata manusia, untuk berkomunikasi satu sama lain. Mereka tampaknya berbicara dalam kalimat dengan irama yang mirip dengan manusia.
Para peneliti belum mengetahui apa yang monyet-monyet itu katakan atau seberapa rumit bahasa primata tersebut. Namun, setidaknya monyet-monyet kecil ini mungkin memberi kita wawasan tentang bagaimana bahasa manusia berkembang dan berevolusi.
Bahasa manusia tampak unik karena kita dapat mengambil sejumlah kata yang terbatas dan menggabungkannya dalam jumlah cara yang tak terbatas. Kita menggunakan sintaks dan tata bahasa. Kita mengikuti aturan yang memungkinkan kita menyampaikan makna tertentu dengan setiap kalimat.
Dengan mengubah urutan kata, atau tata bahasa, kita dapat mengubah artinya. Studi tentang gelatik batu jepang mungkin telah menunjukkan bukti bahasa yang paling meyakinkan pada hewan.
Burung-burung itu menggunakan suara secara berurutan untuk menyampaikan pesan. Mereka dapat mengubah pesan dengan mengubah cara mereka menggabungkan suara. Tampaknya mereka menggunakan sintaks komposisi, seperti yang kita lakukan.