Studi Terbaru: Melamun Bantu Otak Kembalikan Ingatan yang Samar

By Hanny Nur Fadhilah, Sabtu, 29 Oktober 2022 | 08:00 WIB
Melamun membantu otak mengingatkan ingatan yang samar. (Kniel Synnatzschke)

Nationalgeographic.co.id – Melamun ternyata bisa membantu otak mengembalikan ingatan yang samar. Hal ini dibuktikan melalui temuan tim Norwegia (Chambers, Berge, & Vervaeke, 2022) tentang mekanisme otak spesifik tipe-sel dari pengembaraan pikiran yang diterbitkan baru-baru ini dalam jurnal Cell Reports.

Studi terbaru tentang ilmu saraf dari melamun, para ilmuwan di Norwegia menggunakan optogenetika dan teknik canggih lainnya untuk menyelidiki aktivitas otak pada tikus selama periode 'kewaspadaan yang tenang' yang mencerminkan pikiran yang berkeliaran pada manusia.

Selama kajian in vivo pada tikus, ahli saraf dari Universitas Oslo's Vervaeke Lab menemukan bahwa sel-sel tertentu di sirkuit thalamocortical yang mengirim sinyal sensorik dari tubuh ke korteks melalui thalamus dibungkam sebentar beberapa detik sebelum hippocampus memancarkan riak gelombang lambat yang samar (SWR) memori. 

Untuk diketahui, hippocampus atau hipokampus adalah bagian kecil di otak yang berperan penting dalam memberikan ingatan informasi baru dan menghubungkan emosi dalam ingatan tersebut.

Penelitian ini menunjukkan bahwa selama melamun, bisikan ingatan yang samar dikirim dari hippocampus dalam riak gelombang lambat ke korteks dan bahwa keheningan sesaat otak memudahkan korteks untuk mendengar sinyal terkait SWR ini.

Melamun Menenangkan Kebisingan Otak dan Membuat Hippocampus Lebih Mudah Didengar

"Anda benar-benar melamun untuk saat-saat singkat ribuan kali dalam sehari, seringkali hanya beberapa detik dalam satu waktu," kata penulis pertama Anna Chambers dikutip Pschology Today.

"Ketika kita terjaga tetapi tidak terlibat—mungkin melamun—kita kurang menyadari peristiwa yang terjadi di sekitar kita. Penelitian kami menunjukkan bahwa ini terjadi untuk alasan yang baik. Sebaliknya, otak sibuk mendengarkan ingatan,” sambungnya.

Selama tidur dan dalam keadaan yang disebut 'kewaspadaan yang tenang', kita biasanya kurang menyadari apa yang terjadi di sekitar kita. Kita dapat melamun atau membiarkan pikiran kita mengembara. Ketika kita menemukan diri kita dalam keadaan ini, hippocampus mengirimkan impuls listrik yang mengkodekan berbagai kenangan," jelas penulis senior Koen Vervaeke.

 Baca Juga: Selidik Hemisfer, Mengapa Belahan Otak Manusia Tidak Simetris?

 Baca Juga: Neuron di Otak Kita Merespon Nyanyian Musik dengan Cara yang Berbeda

 Baca Juga: 8 Kebiasaan Yang Dianggap Buruk Ini Sebenarnya Tanda Bahwa Anda Cerdas

Penelitian ini menunjukkan bahwa kebosanan dan tidak memperhatikan tugas-tugas yang monoton membuat otak lebih mudah menerima ingatan yang samar atau jauh yang mungkin tidak diperhatikan. Temuan ini juga memberi kita beberapa petunjuk baru tentang mengapa pengembaraan pikiran meningkatkan imajinasi dan kreativitas.

Periode terjaga yang tenang—ketika pikiran mengembara dan menghasilkan otak dibungkam—dapat memunculkan ingatan yang jauh ke permukaan dan meningkatkan kognisi. Tanpa lamunan, ingatan yang terkubur jauh di dalam hippocampus mungkin tidak akan pernah muncul dalam kesadaran dan bisa hilang dalam keteraturan.

"Selama terjaga dengan tenang, hippocampus hanya mengirimkan pesan tentang ingatan masa lalu ke seluruh otak. Korteks menjadi lebih tenang sehingga dapat lebih baik mendengar apa yang hippocampus coba," kata rekan penulis Christoffer Nerland Berge.

Alih-alih memperhatikan setiap detail seluk beluk dan tetap sangat fokus setiap saat, penelitian ini menunjukkan bahwa membiarkan pikiran Anda mengembara dan 'melayang' memiliki manfaat yang sebelumnya tidak diketahui. "Dengan temuan baru, kami pikir Anda mungkin perlu merasakan bosan dan ini bagus untuk membentuk ingatan," tutup Vervaeke.