Asal-usul Perayaan Halloween: Mengapa Identik dengan 'Trick or Treat'?

By Utomo Priyambodo, Selasa, 1 November 2022 | 15:00 WIB
Anak-anak di Amerika Serikat merayakan Halloween dengan mengenakan kostum dan berkeliling meminta permen. (Thinkstockphoto)

Nationalgeographic.co.id - Halloween diperkirakan berasal lebih dari 2.000 tahun, yakni dari Samhain, Hari Tahun Baru Bangsa Celtic yang jatuh pada 1 November. Setan, peri, dan roh orang mati diperkirakan berjalan di Bumi pada malam sebelumnya ketika jarak antara dunia sangat tipis dari yang hidup dan yang mati.

Bangsa Celtic menyalakan api unggun dan memberikan hadiah makanan, berharap untuk memenangkan hati para arwah mereka yang telah meninggal pada tahun lalu. Mereka juga menyamar agar arwah orang mati tidak mengenali mereka.

Samhain kemudian berubah pada abad ketujuh menjadi All Saints' Day atau All Hallows' Day ketika para pemimpin Kristen mengkooptasi hari libur pagan. Namun malam sebelumnya terus dirayakan dengan api unggun, kostum, dan parade dengan nama baru All Hallows' Eve dan kemudian menjadi "Halloween."

Para imigran Eropa kemudian membawa Halloween ke Amerika Serikat, dan perayaan itu menjadi populer pada tahun 1800-an, ketika jumlah populasi imigran Irlandia-Amerika meledak. Kebiasaan dan kepercayaan rakyat mereka bergabung dengan tradisi pertanian yang ada, yang berarti Halloween mencampurkan unsur okultisme, tetapi tetap membumi pada perayaan panen musim gugur. Selama bertahun-tahun, hari libur Halloween telah menjadi waktu bagi anak-anak untuk berdandan seperti hantu yang pernah ditakuti nenek moyang mereka.

Tapi bagaimana tradisi Celtic itu berkembang menjadi momen bagi anak-anak untuk bersenang-senang mengatakan "trick-or-treat" dengan kostum dan mendapatkan permen, bukan untuk mendapatkan keselamatan dari roh?

Menurut edisi kelima Holiday Symbols and Customs, pada awal abad ke-16, sudah menjadi kebiasaan di Inggris bagi mereka yang miskin untuk pergi mengemis pada All Souls’ Day (Hari Arwah), dan anak-anak akhirnya mengambil alih kebiasaan tersebut. Pada saat itu, populer untuk memberi anak-anak kue dengan salib di atasnya yang disebut "kue jiwa" sebagai imbalan atas doa atas nama Anda.

Lisa Morton, penulis Trick or Treat: A History of Halloween, menelusuri salah satu penyebutan paling awal tentang perayaan Halloween pada surat dari Ratu Victoria tentang menghabiskan Halloween di sekitar api unggun di Skotlandia pada tahun 1869.

“Setelah mengelilingi Kastel,” kata surat itu, sebagaimana dikutip National Geographic, “sisa obor dilemparkan ke dalam tumpukan kayu di sudut barat daya, sehingga membentuk api unggun besar, yang dengan cepat ditambah dengan bahan-bahan mudah terbakar lainnya sampai membentuk api dengan proporsi besar menyala, di mana tarian dilakukan dengan penuh semangat.”

Baca Juga: Suka atau Tidak, Halloween akan Terus Menjadi Festival Global

Baca Juga: Inilah Kisah Tentang Sejarah Halloween: Perayaan Untuk Para Hantu

Baca Juga: Fakta-fakta dan Mitos Tentang Halloween yang Perlu Anda Ketahui

Morton menulis bahwa orang-orang di kelas menengah Amerika sering ingin meniru sepupu Inggris mereka. Sebuah cerita pendek yang dicetak pada tahun 1870 melukiskan Halloween sebagai hari libur Inggris yang dirayakan oleh anak-anak dengan meramal dan permainan untuk memenangkan hadiah.