Panduan Investasi Lestari B20: Peluang Investasi Hijau dan Inklusif?

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Kamis, 10 November 2022 | 07:00 WIB
Gerakan saling bertukar pakaian diharapkan dapat memperpanjang usia pakaian untuk fesyen berkelanjutan dan kelestarian bumi. (SayaPilihBumi)

Nationalgeographic.co.id—Demi masa depan bumi yang lebih hijau, mengubah pola bisnis menjadi berkelanjutan adalah sangat penting. Bisnis di era ini harus bisa meminimalisasi karbon yang menjadi biang polusi, dan juga mendaur limbahnya agar tidak terbuang mencemari lingkungan.

Itu sebabnya, pembahasan bisnis berkelanjutan menjadi salah satu topik dalam Business 20 (B20). Pertemuan itu merupakan bagian dari pertemuan utama G20 yang diadakan di Indonesia.

Pertemuan itu diadakan pada 15-16 September lalu di Surabaya oleh Kamar Dagang Indonesia (KADIN) dan beberapa lembaga inisiator dengan tema "Rantai Nilai Global dan Rantai Pasokan Berkelanjutan: Kapasitas dan Konektivitas". Dalam acaranya, pertemuan diselenggarakan secara paralel di Hotel Majapahit, Hotel Santika, dan Hotel Holiday Inn Surabaya. 

Lewat pertemuan itu, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memperkenalkan Koalisi Ekonomi Membumi (KEM). Koalisi ini merupakan sebuah gerakan bersama untuk mendorong tumbuhnya ekosistem investasi hijau bagi bisnis skala besar dan UMKM di Indonesia. Tentunya melibatkan kerja sama banyak pihak dan lintas negara.

Gerakan ini tengah menyusun Panduan Investasi lestari. "Panduan Investasi Lestari disusun untuk memberikan panduan bagi pelaku bisnis besar dan kecil, serta calon investor untuk melakukan transformasi bisnis ke arah bisnis yang ramah sosial dan ramah lingkungan," ujar Indra Darmawan, Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM.

"Dengan panduan ini diharapkan seluruh pelaku usaha dapat memahami tahapan-tahapan yang perlu dipersiapkan untuk memenuhi indikator ESG (Environment, Social, and Governance) yang akan mampu menarik pendanaan internasional lebih lanjut,” terangnya dalam rilis.

Konsep ESG memaksa bisnis untuk tidak mengejar keuntungan belaka, melainkan juga segi kebermanfaatan bagi lingkungan, masyarakat, dan tata kelola.   

Panduan ini bisa menjadi salah satu acuan penting untuk memandu para bisnis untuk secara bertahap bertransisi. Selain itu, Indra menambahkan, dengan transisi yang mengikuti panduan ini oleh para pebisnis, dapat membantu Indonesia untuk mencapai target emisi nol yang telah disepakati.

Rencananya, panduan ini akan diluncurkan pada pertemuan G20 pada bulan November 2022.

KEM juga membuat target untuk memberikan dampak langsung peningkatan UMKM. Tujuannya, supaya UMKM dapat turut serta dalam mewujudkan bisnis lestari, terutama di 79 kabupaten di seluruh Indonesia dalam beberapa tahun mendatang.

Gerakan KEM ini dinaungi oleh deklarasi bersama antara Pemerintah Indonesia, termasuk Kementerian Investasi, Kementerian Koperasi UKM, SMESCO Indonesia, BAPPENAS, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, bersama asosiasi swasta dan komoditas. Beberapa di antaranya seperti KADIN, APINDO, HIPMI, PISAgro, CSP, SCOPI, SSI, dan juga lebih dari 24 Koalisi Mitra Pembangunan.