Andil Bangsa Hun, Visigoth dan Parthia dalam Keruntuhan Romawi Kuno

By Utomo Priyambodo, Sabtu, 12 November 2022 | 10:00 WIB
Suku Hun sangat ditakuti, bahkan jauh sebelum mereka menginjak wilayah Romawi. (Peter Johann Nepomuk Geiger)

Nationalgeographic.co.id—Jatuhnya peradaban Romawi kuno tidak hanya karena faktor internal, tapi juga faktor eksternal. Berikut ini adalah beberapa pelajaran yang bisa kita ambil dari sejarah kejatuhan Romawi terutama dari sisi faktor eksternal.

Jangan Meremehkan Orang Barbar

Romawi berhasil bertahan melawan imperium besar. Romawi berperang melawan Yunani dan Mesir dan menang. Masyarakat terbesar dan paling maju jatuh di kaki mereka, tetapi Romawi justru dihancurkan oleh orang-orang barbar.

Semuanya bermula ketika Attila sang Hun mengamuk melalui Kekaisaran Romawi Barat. Bagi orang-orang Romawi, Hun adalah budaya primitif.

Seorang Romawi menulis bahwa orang-orang Hun "sangat sedikit maju dalam peradaban sehingga mereka [tidak] menggunakan api, atau segala jenis kesenangan, dalam menyiapkan makanan mereka." Bagi orang-orang Romawi, ini seperti pertempuran melawan manusia gua.Ke

Romawi kalah. Attila menuntut separuh kerajaan mereka. Ketika mereka menolak, Attila mengamuk di negara mereka, mencuri senjata pengepungan dan teknologi canggih mereka saat dia pergi.

Pada akhirnya, sebagaimana dikutip dari Listverse, Romawi harus memenuhi semua tuntutan Attila. Sejak saat itu, mereka secara teratur membayar upeti besar-besaran kepada orang-orang Hun hanya untuk memohon agar orang-orang Hun tidak menghabisi Roma.

Jangan Latih Orang Barbar dalam Peperangan Tingkat Lanjut

Attila sang Hun tidak berhasil sampai ke Roma, tetapi Visigoth berhasil. Pemimpin Visigoth, Alaric, berhasil memimpin gerombolan prajurit barbar sampai ke ibu kota Romawi, mengambil semua yang orang-orang Romawi miliki, dan menyebut dirinya berbelas kasih karena membiarkan mereka mempertahankan hidup mereka. Tentara Romawi tidak berdaya untuk menghentikan gerombolan barbar itu karena, sebagian besar tentara Romawi adalah gerombolan barbar.

Alaric dan orang-orang yang menjarah Roma dipersenjatai dan dilatih oleh orang-orang Romawi. Bertahun-tahun yang lalu, Roma mulai mempekerjakan orang-orang Visigoth dan Galia untuk mengisi legiun mereka. Akhirnya, ada begitu banyak orang barbar di tentara Romawi sehingga orang-orang Romawi menyebut tentara mereka "orang-orang barbar".

Selama Perang Soviet-Afghanistan, Angkatan Darat AS memanggil para pejuang Islam dari seluruh Timur Tengah untuk datang ke Afghanistan sehingga Amerika dapat mempersenjatai dan melatih para pejuang Islam ini. Sama seperti Roma melatih Alaric dan Visigoth dan memberi mereka senjata pengepungan, AS melatih Osama bin Laden dan Taliban dan memberi mereka rudal Stinger. Jadi, kita tidak perlu heran bahwa ternyata hasilnya sama baruknya.

Anggaran Militer Besar Memancing Perhatian Negara Besar Lain