Merah Muda Jadi Simbol Feminin dan Tren bagi Wanita, Sejak Kapan?

By Galih Pranata, Sabtu, 12 November 2022 | 08:00 WIB
Merah muda menjadi simbol feminin dan tren bagi wanita modern, mulai dari rambut, aksesoris hingga warna busana. (Marco Bertorello/Getty Images)

Nationalgeographic.co.id—Pink atau merah muda adalah salah satu corak feminin di zaman modern seperti yang terjadi hari ini. Padahal, secara historis, warna ini menjadi corak yang umum bagi para pria di zaman kuno.

"Secara historis, pink sebagai warna feminin adalah perkembangan mode yang relatif baru," tulis Khalid Elhassan kepada History Collection dalam artikel berjudul Our Fashion Choices Today Would Have Been Extremely Questionable in History yang diterbitkan pada 11 April 2022.

Alih-alih menjadi fesyen feminin, pada tahun 1918—misalnya—sebuah katalog Amerika yang populer lebih merekomendasikan agar gadis-gadis kecil memakai warna biru, karena warna itu terkesan halus dan lembut.

Seperti yang terjadi pada tahun 1927, di mana majalah Time melakukan survei terhadap department store besar untuk mengetahui warna mana yang biasanya diasosiasikan dengan anak perempuan dalam tren pakaian mereka.

Hasil yang didapatkan beragam, dan warna merah muda belum muncul sebagai pilihan yang cocok untuk busana bagi para anak perempuan. Sampai tahun 1920-an, warna pink masih dipakai secara umum, baik pria maupun wanita.

Namun, mode dan kesan terhadap pemilihan warna fesyen terus berkembang seiring waktu. Setelah Perang Dunia II, warna merah muda mulai digemari dan menjadi asosiasi simbolis yang lekat dengan warna feminin sebagaimana yang kita alami hari ini.

Tren girlie pink atau warna merah muda sebagai identitas feminin, sejatinya bermula dari mode fesyen yang dikenakan sang Ibu Negara, Nyonya Eisenhower.

Kemunculan tren merah muda sebagai simbol feminin dan keanggunan, dimulai sejak Mamie Eisenhower mengenakan gaun pestanya yang menyita perhatian. (National Archives/Pinterest)

"Pada pelantikan tahun 1953, sang Ibu Negara yang baru tampil dengan gaun pesta merah muda bertatahkan berlian yang sangat besar, telah berhasil membuat dunia menjadi sangat kagum," imbuhnya.

Marie Geneva atau Mamie Eisenhower menjadi simbol kecantikan kaum hawa di kala itu. Wanita muda berfaras cantik itu tampil elegan dengan busana merah mudanya, saat Dwight D. Eisenhower dilantik sebagai presiden ke-34 Amerika Serikat.

Media massa memainkan perannya untuk secara cepat menyebarluaskan berita tentang keanggunan Mamie Eisenhower dalam balutan busana merah muda. Mereka mulai meracuni seluruh wanita hingga ke pelosok desa di Amerika.

   

Baca Juga: Cerita di Balik Tiga Danau Berwarna Biru, Hijau, dan Kuning di Etiopia

Baca Juga: Mengapa Bibir Manusia Bisa Berwarna Merah? Begini Penjelasannya

Baca Juga: Kenapa Kotoran Manusia Berwarna Cokelat? Begini Penjelasannya

    

Masyarakat Amerika di pedesaan yang menyukai Mamie Eisenhower, mulai mengimitasi gaya hidup sang Ibu Negara. Tak pelak, warna pink mulai menyebar dengan cepat sebagai warna "cantik" sejak saat itu.

Kesukaan Geneva terhadap warna merah muda, lantas mendorong publik menyebutnya sebagai "Mamie Pink." Sejak menjadi tren, "tidak butuh waktu lama memunculkan gagasan secara luas, bahwa warna merah muda yang dikenakan wanita akan menambah keanggunan," terusnya.

Pada saat Mamie meninggalkan Gedung Putih, warna pink tetap menjadi warna yang populer. Tidak hanya sebagai tren bagi pakaian wanita, tetapi juga menjadi elemen di sekitar rumah sebagai pilihan dekorasi favorit wanita.