Sebelumnya, dibutuhkan waktu selama sembilan tahun untuk menyelesaikan tembok itu. Menyadari tugas monumental di hadapannya, Constantine Flavius menjangkau penggemar tim balap kereta untuk meminta bantuan. "Ia pun berhasil mengumpulkan tenaga kerja sekitar 16.000 dari pendukung tim balap kereta pendukung," tambah Sal.
Setiap kelompok ditugaskan untuk membangun tembok, bekerja dalam kompetisi untuk menyelesaikan bagian mereka sebelum yang lain. Siapa yang paling cepat menyelesaikan, akan memenangkan kehormatan kemenangan untuk tim mereka.
Tim Biru mengerjakan bentangan tembok dari Gerbang Blachernae ke Gerbang Myriandrion. Dan Hijau dari Gerbang Myriandrion ke Laut Marmara. Hanya dalam waktu 60 hari, tembok besar Konstantinopel dipulihkan dan parit pertahanan dibersihkan dari puing-puing.
Baca Juga: Andil Bangsa Hun, Visigoth dan Parthia dalam Keruntuhan Romawi Kuno
Baca Juga: Misteri di Balik Kematian Attila sang Hun, Musuh yang Ditakuti Romawi
Baca Juga: Tinggalkan Pertanian, Orang Romawi Hidup Nomaden seperti Suku Hun
Callinicus, dalam bukunya Life of Saint Hypatius, menulis, "Bangsa barbar Hun, yang berada di Thrace, menjadi begitu besar sehingga lebih dari seratus kota direbut. Konstantinopel hampir menghadapi bahaya dan kebanyakan orang melarikan diri."
Mendengar penyelesaian tembok, orang Hun membatalkan rencana mereka untuk penaklukan Konstantinopel. Alih-alih menyerang ibu kota yang kaya itu, Hun mengalihkan perhatian mereka lebih jauh ke barat ke Balkan yang merebut banyak kota dan pemukiman Bizantium. Theodosius terpaksa menuntut perdamaian agar Attila fokus menyerang bekas tanah Kekaisaran Romawi Barat.
Jadi tidak hanya bertikai, penggemar itu pun membawa nama tim balap kereta dengan cara yang lebih bermanfaat. Bahkan aksi para penggemar balap kereta di zaman Romawi bisa menyelamatkan Kekaisaran Bizantium dari invasi suku Hun.