Nationalgeographic.co.id—Tak hanya wanita saja yang biasanya mengalami trauma melahirkan, namun para pria juga merasakan hal itu. Dilansir Psychology Today, sebuah penelitian menunjukkan lebih dari 45 persen ibu baru melaporkan mengalami trauma kelahiran, ada jauh lebih sedikit perhatian yang diberikan pada pengalaman para ayah. Namun, sekitar 90 persen ayah menghadiri kelahiran anaknya.
Dengan demikian, mereka berisiko menyaksikan kelahiran yang rumit melibatkan pasangan dan anak mereka sehingga bisa membuat mereka berisiko mengalami trauma kelahiran. Definisi trauma kontemporer yang mengakui bahwa paparan suatu peristiwa bisa menjadi traumatis, seorang ayah tanpa diragukan lagi, mengalami trauma melahirkan tanpa dirinya bisa melahirkan.
Trauma lahir telah didefinisikan oleh Cheryl Beck sebagai persepsi bahwa ada cedera atau kematian ibu atau bayi yang nyata atau dirasakan karena peristiwa selama persalinan dan kelahiran atau karena intervensi medis dan/atau perawatan oleh profesional kesehatan.
Ada faktor pribadi serta faktor terkait kelahiran yang meningkatkan risiko seorang ayah mengalami trauma kelahiran. Faktor pribadi yang meningkatkan kerentanan ayah terhadap trauma kelahiran antara lain: Usia ayah yang lebih tua, lebih sedikit anak, ayah tunggal, riwayat kesehatan jiwa, merasa kurang percaya diri dan siap tentang bagaimana mendukung pasangannya selama persalinan.
Faktor terkait kelahiran yang meningkatkan kerentanan ayah terhadap trauma kelahiran meliputi: Komplikasi kebidanan dan kelahiran (misalnya, perdarahan), menganggap pasangannya kesakitan, kelahiran prematur, kehamilan yang tidak direncanakan, komunikasi yang buruk dan dukungan oleh tim kesehatan.
Gejala Ayah dan Dampak Trauma Kelahiran
Sekitar 1 dari 10 ayah mengalami masalah kesehatan mental selama masa nifas. Ayah yang melaporkan mengalami kelahiran traumatis lebih mungkin mengembangkan masalah kesehatan mental pascamelahirkan ini di kemudian hari. Selain itu, dampak dari mengalami trauma kelahiran pasangan dapat meliputi hal-hal berikut: Merasakan ketakutan dan kecemasan, mengalami kilas balik dan mimpi buruk tentang kelahiran, kesulitan hubungan dengan pasangannya, masalah seksual dan keintiman dengan pasangannya, kesulitan dengan ikatan orang tua-bayi.
Cara Mengurangi Risiko
Meskipun selalu ada risiko komplikasi saat melahirkan, jika Anda seorang calon ayah, ada cara untuk mengurangi potensi risiko. Penelitian menunjukkan peningkatan hasil positif dengan dukungan dari doula, pendamping persalinan dan kelahiran yang memberikan informasi terus menerus, dukungan fisik, dan dukungan emosional kepada orang dan pasangan yang melahirkan.
Para ayah juga dapat berpartisipasi dalam kelas persalinan untuk meningkatkan kepercayaan diri mereka menjelang persalinan dan menjadi orang tua baru. Hal ini penting karena kehadiran seorang ayah selama persalinan dan kelahiran dapat menunjukkan dampak positif pada hubungan dengan pasangannya dan ikatan dengan bayinya.
Bagaimana Ayah Dapat Mengatasi Trauma Pasca Kelahiran
Ayah yang mengalami kesusahan setelah melahirkan biasanya mengalami kesulitan untuk mencari bantuan dan dapat bertahan bertahun-tahun tanpa menerima dukungan profesional untuk efek trauma kelahiran.