Orang-orang yang tinggal di Huanchaco selama milenium pertama Masehi juga mempraktikkan pengorbanan manusia di daerah tersebut, kata Richard Sutter, seorang profesor antropologi di Purdue University Fort Wayne, yang merupakan bagian dari tim yang bekerja di Huanchaco.
"Ini berarti bahwa Chimu mungkin telah menjalankan praktik jangka panjang di daerah tersebut," kata Sutter.
Mengapa anak-anak dikorbankan?Peter Eeckhout, ilmuwan yang tidak terlibat dalam penggalian mengatakan bahwa penemuan di Huanchaco itu penting. Sementara kasus pengorbanan anak lainnya diketahui dari daerah Andean, "yang mencolok di sini adalah skalanya, tentu saja," kata Eechout.
Eechout adalah seorang profesor seni dan arkeologi pra-Columbus di Université libre de Bruxelles di Belgia. "Mengapa pengorbanan anak dilakukan, sulit untuk diketahui," kata Eeckhout.
Menurutnya, pada saat itu tulisan tidak digunakan di Peru dan oleh karena itu tidak ada catatan tertulis yang merinci kematian anak-anak tersebut.
Masalah dengan iklim atau perubahan lingkungan yang mungkin telah mengganggu pertanian di daerah tersebut bisa jadi berperan dalam pengorbanan tersebut, kata Eeckhout.
"Ini adalah situs luar biasa dengan potensi untuk membantu kita memahami dengan lebih baik apa yang sedang terjadi saat ini di masa prasejarah," kata Catherine Gaither, seorang bioarkeolog independen.
"Saya pikir alasan pengorbanan itu kemungkinan terkait dengan respons budaya terhadap perubahan lingkungan yang membawa pergolakan budaya yang signifikan."
Mungkin, lanjutnya, ada hubungan dengan peristiwa lingkungan seperti El Niño, misalnya, siklus iklim di mana air hangat di Samudra Pasifik bergeser lebih dekat ke Amerika Selatan menyebabkan perubahan cuaca, katanya.
Selanjutnya, tim arkeolog meminta izin dari Kementerian Kebudayaan Peru untuk mengangkut beberapa sampel ke luar negeri agar spesimen tersebut dapat menjalani pengujian untuk menentukan tanggal yang lebih pasti.