Spesies Baru Dinosaurus Mirip Burung Ditemukan di Mongolia Dalam

By Ricky Jenihansen, Jumat, 25 November 2022 | 09:00 WIB
Holotipe daurlong wangi. (Wang et al.)

Nationalgeographic.co.id—Ahli paleontologi telah mendeskripsikan spesies baru dinosaurus dari kerangka yang hampir lengkap yang ditemukan di wilayah Bukit Pigeon di Formasi Longjiang di Mongolia Dalam. Spesies baru dinosaurus mirip burung ini ditemukan dengan katak kecil di perutnya.

Dinosaurus ini hidup selama zaman kapur atau Cretaceous Awal. Periode ini merupakan periode geologi yang paling lama dan mencakup hampir setengah dari era Mesozoikum. Akhir periode ini menandai batas antara Mesozoikum dan Kenozoikum. Periode tersebut berlangsung antara 130 dan 120 juta tahun yang lalu. Pada periode Kapur awal, beberapa benua saat ini masih menjadi bagian dari benua super Pangaea.

Penemuan tersebut telah dilaporkan di jurnal Scientific Reports yang merupakan jurnal akses terbuka. Makalah tersebut bisa didapatkan secara daring dengan judul "Intestinal preservation in a birdlike dinosaur supports conservatism in digestive canal evolution among theropods."

Spesies baru dinosaurus ini dijuluki Daurlong wangi, makhluk purba itu adalah sejenis dromaeosaurid berukuran sedang, sekelompok dinosaurus predator mirip burung yang memakan ikan, mamalia, dan dinosaurus lainnya.

Dromaeosauridae adalah klad dinosaurus theropoda berukuran kecil hingga menengah yang dikenal dari Zaman Kapur di kedua belahan dunia.

Hewan itu adalah bagian dari Jehol Biota yang terkenal, ekosistem terestrial dan air tawar Kapur Awal yang dilestarikan dalam formasi batuan berlapis-lapis di Provinsi Liaoning barat dan daerah sekitarnya di timur laut Tiongkok.

Biota Jehol mencakup semua organisme hidup, ekosistem di timur laut Tiongkok antara 133 dan 120 juta tahun yang lalu. Ini adalah ekosistem Kapur Bawah yang meninggalkan fosil di Formasi Yixian dan Formasi Jiufotang. Endapan ini terdiri dari lapisan tephra dan sedimen.

"Dromaeosauridae adalah klad dinosaurus theropoda berukuran kecil hingga sedang yang diketahui berasal dari zaman Kapur di kedua belahan bumi," kata Xuri Wang dari Institut Geologi di Akademi Ilmu Geologi China dan rekannya.

Rekonstruksi Daurlong wangi. (Wang et al.)

"Jehol Biota Cretaceous Awal dari Cina timur laut telah menyediakan keragaman dromaeosaurid yang kaya, yang sebagian besar mengacu pada Microraptorinae."

Ia mengatakan, kelimpahan spesies dinosaurus ini, jika bukan karena pemisahan taksonomi yang berlebihan, dapat dijelaskan secara ekologis dengan asumsi pemisahan ceruk dan penghindaran persaingan sumber daya langsung.

"Holotipe Daurlong wangi adalah kerangka yang hampir lengkap dan diartikulasikan dengan panjang sekitar 1,5 m," kata mereka.

Holotipe Daurlong Wangi adalah kerangka yang hampir lengkap dan diartikulasikan dengan panjang sekitar 150 cm.

Bagian dari tulang rusuk dan daerah lambung yang sesuai tumpang tindih dengan kaki depan kiri, yaitu segmen humerus (tulang panjang di lengan yang membentang dari bahu ke siku) dan lengan bawah hilang.

Baca Juga: Bayi Pterosaurus: Hewan dengan Kemampuan Terbang yang Menakjubkan

Baca Juga: T. Rex Mungkin Lebih Besar dari Perkiraan, Beratnya Mencapai 15.000 Kg

Baca Juga: Asteroid Chicxulub yang Membunuh Dinosaurus Memicu Tsunami Global

Beberapa spesimen menderita beberapa penghancuran selama diagenesis, perubahan dari sedimen atau batuan sedimen yang ada menjadi batuan.

Para peneliti juga menemukan sebagian kerangka kodok purba di isi usus Daurlong wangi.

"Rekonstruksi jalur pencernaan pada spesies yang punah, termasuk dinosaurus, dapat disimpulkan, secara tidak langsung, dari sisa-sisa isi usus," kata mereka.

Menurut mereka, temuan seperti ini sangat jarang dengan analisis kandungan koprolit dan jarang dari sisa-sisa jaringan lunak yang diawetkan dengan sangat luar biasa.

Catatan usus pada theropoda non-avian jarang terjadi, dan temuan ini sangat menarik bagi para ahli.

"Spesimen Daurlong wangi menunjukkan kasus pertama pengawetan usus dalam garis keturunan theropoda yang sangat dekat dengan nenek moyang burung," tulis peneliti.