Madu Mentah Dapat Menurunkan Kadar Glukosa Darah dan Kolesterol Jahat

By Ricky Jenihansen, Jumat, 25 November 2022 | 15:00 WIB
Madu mentah menurunkan risiko kardiometabolik. (Paul J. Richards/AFP)

Nationalgeographic.co.id—Tinjauan sistematik baru dan meta-analisis baru dari University of Toronto menunjukan bahwa konsumsi madu mentah dapat menurunkan risiko kardiometabolik. Madu mentah atau madu yang masih asli dan belum diolah, dapat menurunkan kadar glukosa dan kolesterol jahat.

Temuan ini dipublikasikan dalam jurnal Nutrition Review yang merupakan jurnal akses terbuka. Makalah tersebut diterbitkan dengan judul "Effect of honey on cardiometabolic risk factors: a systematic review and meta-analysis."

Berdasarkan penelitian tersebut madu, terutama robinia (juga dikenal sebagai madu akasia), semanggi, dan madu mentah yang belum diproses, dapat meningkatkan kontrol glikemik dan kadar lipid saat dikonsumsi dalam pola diet sehat.

Asupan gula tambahan atau gula bebas yang tinggi telah terbukti berkontribusi terhadap peningkatan obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit kardiovaskular.

Pedoman kesehatan dan gizi menyerukan pengurangan konsumsi gula tambahan, dengan badan kesehatan merekomendasikan asupan tidak lebih dari 5% sampai 10% dari total asupan energi per hari.

Sebagian besar badan pengatur, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia, Yayasan Jantung dan Stroke, dan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS, memasukkan madu ke dalam definisi mereka tentang gula bebas atau gula tambahan. Sebaliknya, madu sering dianggap masyarakat sebagai alternatif gula yang lebih sehat.

Madu adalah komposisi kompleks gula (biasa dan langka), asam organik, enzim, protein, asam amino, mineral, vitamin, dan zat bioaktif yang dibuat oleh lebah madu dari nektar bunga.

Ini telah menunjukkan banyak manfaat untuk kesehatan kardiometabolik pada percobaan hewan, klinis, dan in vitro. Di antara manfaat tersebut adalah peningkatan berat badan, peradangan, profil lipid, dan kontrol glikemik.

Madu mentah adalah madu asli yang belum diolah. (Chopra)

Namun, bukti efek ini dalam studi manusia belum dievaluasi dan diukur secara sistematis.

Selain itu, tidak jelas apakah efek madu berbeda berdasarkan jenis madunya, seperti sumber bunga, dan apakah madu itu mentah atau sudah diproses.

"Hasil kami mengejutkan, karena madu mengandung sekitar 80% gula," kata Tauseef Khan, seorang peneliti di University of Toronto dan Rumah Sakit St Michael.