Baca Juga: ISIS Wajibkan Perempuan Irak Disunat
Belakangan, ketika agama Israel menjadi lebih terorganisir, menjadi Yudaisme kuno, orang-orang yang berpindah ke Yudaisme diharuskan menjalani sunat. Salah satu cara Kekristenan mula-mula pertama kali membedakan dirinya dari Yudaisme adalah bahwa orang Kristen non-Yahudi tidak diharuskan untuk disunat.
Di Mesir, sunat biasanya dilakukan pada pria remaja yang akan diinisiasi menjadi imam atau sebagai pria dewasa dari kelas bangsawan. Dikutip dari Ancient Origins, sunat Mesir mungkin juga digunakan untuk membatasi kelas elite khusus. Sunat Mesir digambarkan di dinding-dinding kuil di mana para pemuda terlihat ditahan saat seorang pendeta melakukan sunat dengan pisau.
Sunat di Budaya Afrika Lainnya
Mesir bukan satu-satunya budaya Afrika yang mempraktikkan sunat. Praktik ini juga umum di antara orang-orang Afrika timur dan Bantu, biasanya sebagai ritual peralihan menuju kedewasaan. Laki-laki muda dari kelompok etnis Xhosa dan Zulu secara tradisional memiliki ritual sunat yang rumit di mana tubuh mereka akan dicat dengan kapur putih sebelum disunat.
Selama proses tersebut, mereka akan diisolasi dari masyarakat selama beberapa minggu, terutama dari perempuan. Setelah disunat, mereka akan meninggalkan potongan kulup mereka di hutan, simbol mereka meninggalkan kehidupan masa kecilnya untuk menjadi laki-laki, dan kemudian mencuci kapurnya di sungai. Sunat masih dipraktikkan secara teratur di antara budaya-budaya ini, tetapi biasanya di rumah sakit, bukan dengan cara tradisional.
Sunat di Oseania
Sunat secara historis tidak terbatas hanya di Afrika dan Timur Tengah. Suatu bentuk sunat juga dipraktikkan di Oseania dan Aborigin Australia menggunakan kerang laut sebagai alat pemotongnya. Sunat di Oseania dan Australia adalah ritus perjalanan menuju kedewasaan serta ujian keberanian.
Sunat di Masa perang
Sunat tidak hanya digunakan sebagai ritual menuju kedewasaan atau untuk alasan agama. Praktik ini juga telah digunakan untuk menghukum tentara musuh. Ada kasus di mana tentara yang ditangkap dalam pertempuran akan disunat, terutama di Timur Tengah, Afrika Timur, dan Asia Selatan.
Dampak Sejarah Sunat
Sunat dulunya merupakan kebiasaan yang langka. Sebagian besar budaya di luar Afrika, Timur Tengah, dan Oseania pada awalnya tidak mempraktikkannya. Meskipun demikian pengaruhnya sangat signifikan dalam sejarah peradaban, terutama karena salah satu pilar peradaban barat, Israel kuno, menjadikannya sebagai penanda etnis untuk menjadi orang Israel.
Saat ini, praktik tersebut masih berlanjut dengan sekitar sepertiga laki-laki di seluruh dunia disunat. Ini paling umum di kalangan Muslim dan Yahudi, karena alasan agama, tetapi juga tersebar luas di Amerika Serikat, di mana diterapkan untuk mencegah masalah kesehatan, seperti infeksi salurah kemih.