Paradoks Perubahan Iklim, Negara Produsen Sedikit Gas Rumah Kaca Justru Paling Menderita Bencana Perubahan Iklim

By National Geographic Indonesia, Rabu, 7 Desember 2022 | 10:00 WIB
Negara-negara industri penghasil emisi gas rumah kaca justru menanggung beban lebih sedikit akibat dampak perubahan iklim ketimbang negara-negara miskin, yang sedikit memproduksi emisi tersebut. (Jaroslav Moravcik/Fotolia)

Baca Juga: Transisi Energi adalah Kunci Mengatasi Krisis Energi dan Krisis Iklim

Baca Juga: Perubahan Iklim dan Penangkapan Berlebihan Menguras Stok Ikan Global

Sebelas dari 17 negara dengan rendah emisi justru yang paling tinggi kerentanannya terhadap perubahan iklim. Sebagian besar ditemukan di sub-Sahara Afrika dan Asia Selatan. Para penulis mengatakan temuan ini bertindak sebagai disinsentif untuk  negara-negara "free rider" atau penunggang bebas emisi tinggi untuk mengurangi emisi mereka. 

"Banyak negara secara nyata menjadi "free rider" yang menyebabkan negara lain menanggung beban perubahan iklim, yang bertindak sebagai disinsentif bagi mereka untuk mengurangi emisi mereka," tulis mereka dalam jurnal. "Sudah waktunya ketidaksetaraan iklim yang terus-menerus dan memburuk ini diselesaikan dan bagi negara-negara penghasil emisi terbesar untuk bertindak berdasarkan komitmen mereka akan tanggung jawab bersama tetapi berbeda."

"Perjanjian Paris baru-baru ini adalah langkah maju yang signifikan dalam negosiasi iklim global" kata rekan penulis studi, Richard Fuller. "Sekarang perlu mobilisasi dari makna kebijakan tersebut, untuk mencapai pengurangan emisi nasional sambil membantu negara-negara yang paling rentan beradaptasi dengan perubahan iklim,"tambah Fuller.