Karena banyak orang yang dimumikan, seperti halnya para firaun, banyak hal yang harus dilakukan oleh pembalsem, begitu pula pekerja lain yang terkait dengan industri kematian. Dengan demikian, orang Mesir memulai tindakan produksi massal pertama dalam sejarah.
Tidak banyak informasi tentang bagaimana industri ini dijalankan. Namun, banyak shabti yang digunakan di makam memiliki ukuran dan bentuk yang sama, menunjukkan bahwa shabti dibuat dalam jumlah besar. Industri sebesar ini selalu menarik pencuri, yang harus menjadi orang yang tidak beriman terlebih dahulu.
Kaum Non-Percaya Akhirat di Mesir Kuno
Beberapa orang Mesir percaya bahwa akhirat adalah omong kosong, termasuk beberapa pembalsem. Dengan demikian, banyak mumi aneh diciptakan dari berbagai bagian mayat yang berbeda. Misalnya, ditemukan dengan kepala seorang wanita tua, tubuh seorang anak, dan kaki dua pria yang berbeda.
Mumi ini dibuat terutama di Mesir Helenistik ketika Mesir diperintah oleh orang Yunani. Ada juga orang yang tidak percaya di antara orang normal, yang menganggap semua kekayaan di kuburan sebagai rampasan.
Perampokan Makam
Sejak Zaman Badarian, yakni sekitar tahun 4400 hingga 4000 SM, perampokan makam telah terjadi. Kutukan dilemparkan ke dalam kuburan, dan perangkat keamanan tidak pernah menghentikan para perampok. Bahkan hukuman mati yang keras tidak dapat mengubah situasi.
Baca Juga: Telisik Sisi Lain Kehidupan Sosial Masyarakat Mesir Kuno, Seperti Apa?
Baca Juga: Akhir Sebuah Peradaban, Siapa Sebenarnya Firaun Terakhir Mesir Kuno?
Baca Juga: Pelayat Profesional Zaman Mesir Kuno Dibayar untuk Berkabung
Baca Juga: Begini Perbedaan Mumifikasi Mesir Kuno Bagi Orang Kaya vs Miskin