Tahun Lalu 14 Juta Orang Terkena Bencana Iklim di Pasifik Barat Daya

By Utomo Priyambodo, Senin, 5 Desember 2022 | 10:00 WIB
Siklon Tropis Seroja di dekat Nusa Tenggara Timur. (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG))

Dari segi negara, proporsi kerugian ekonomi akibat banjir terbesar adalah Australia dengan nilai 2,5 miliar dolar AS. Lalu diikuti oleh Selandia Baru dengan nilai kerugian 247 juta dolar AS, dan Malaysia dengan nilai 200 juta dolar AS. Namun proporsi ini belum dibandingkan dengan nilai PDB.

Laporan Bencana Asia-Pasifik ESCAP 2021 dan 2022 memperkirakan bahwa di Pasifik Barat Daya, investasi untuk adaptasi harus paling tinggi di Indonesia, yakni sebesar 8,8 miliar dolar AS, diikuti oleh Filipina sebesar 5,5 miliar dolar AS. Sebagai persentase dari PDB negara, biaya tertinggi diperkirakan untuk Vanuatu sebesar 9,6%, diikuti oleh Tonga sebesar 8,6%.

“Mengingat banjir dan siklon tropis menyebabkan kerugian ekonomi tertinggi, investasi adaptasi harus diarahkan untuk memprioritaskan tindakan antisipatif dan kesiapsiagaan untuk peristiwa ini,” kata Salsiah Alisjahbana.

Baca Juga: Bencana Iklim Tahun 536, Tahun Kegelapan dan Kaitannya dengan Krakatau

Baca Juga: Dalam Enam Bulan 10 Juta Orang Terpaksa Mengungsi karena Bencana Iklim

Baca Juga: Anak Zaman Sekarang Bakal Lebih Sering Menghadapi Bencana Alam 

“Infrastruktur baru perlu dibuat lebih tangguh, di samping perbaikan dalam pengelolaan sumber daya air dan produksi tanaman pertanian lahan kering, serta solusi berbasis alam memberikan manfaat yang tahan lama dan luas. Berinvestasi dalam solusi-tujuan ini juga akan memastikan kemajuan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan,” tuturnya.

Sepanjang 2021, musim siklon tropis sedikit di bawah rata-rata secara keseluruhan di Pasifik Utara bagian barat dan mendekati rata-rata dalam hal jumlah total siklon tropis di wilayah Australia dan Pasifik Selatan.

Di antara siklon-siklon tropis di wilayah tersebut, Seroja merupakan siklon paling signifikan di belahan bumi selatan pada tahun 2021 yang membawa kerusakan parah di Indonesia dan Australia. Siklon Tropis Rai juga membawa kerusakan parah ke Filipina.

Siklon tropis dengan angin kencang dan hujan deras menghancurkan banyak pertanian kecil dan kebun milik warga yang menjadi tempat bergantung sekitar 80% penduduk Kepulauan Pasifik untuk hasil pertanian, sehingga berkontribusi terhadap peningkatan kerawanan pangan di wilayah tersebut. Kiribati dan Tuvalu, di mana curah hujan tahunan secara luas kurang dari 50% dari rata-rata, adalah yang paling parah terkena dampak kekeringan, sementara Negara Federasi Mikronesia dan Republik Kepulauan Marshall juga mengalami kekeringan yang signifikan.