Begini Rasanya Menonton Pertandingan di Colosseum di Zaman Romawi Kuno

By Sysilia Tanhati, Selasa, 6 Desember 2022 | 10:00 WIB
Bagaimana rasanya menjadi penonton pertandingan di zaman Romawi kuno? (Hulton Archive)

Nationalgeographic.co.id—Orang Romawi kuno menyukai olahraga dan hiburan. Di masa itu, Colosseum menjadi tempat di mana pertarungan kesukaan mereka dilaksanakan. Seperti stadion di zaman modern, Colosseum dilengkapi dengan kursi-kursi untuk penonton. Bagaimana rasanya menonton pertandingan di Colosseum di zaman Romawi kuno? Apakah sama dengan masa kini?

Kerumunan 50.000 orang, yang mencakup setiap wilayah dan kelas sosial ekonomi kekaisaran, berkumpul di stadion. Sejenak melepas penat dari kesibukan sehari-hari, mereka menonton pertarungan gladiator. Warga Roma menikmati makanan, anggur, musik, dan teater di tempat yang disediakan khusus oleh kaisar untuk warganya.

Di Colosseum, penonton bisa mengunyah kudapan sambil menunggu eksekusi tengah hari. Mereka menyaksikan singa dan hewan eksotis lainnya dilepaskan melalui pintu jebakan tersembunyi arena dari kursi sempit mereka. Di waktu lain, mereka melihat elite Romawi mengumpulkan keringat dari seorang gladiator. Konon keringat gladiator menjadi obat yang ampuh untuk menyembuhkan penyakit.

Acara yang diadakan di Colosseum sangat bervariasi dan rumit, sering kali penonton tidak tahu apa yang akan mereka saksikan.

Tiket gratis, namun ada pembagian tempat duduk berdasarkan kelas sosial

Tidak seperti di zaman sekarang, orang Romawi tidak perlu membayar tiket untuk masuk ke Colosseum. "Itu adalah salah satu dari banyak keistimewaan menjadi warga negara Romawi," tulis Genevieve Carlton di laman Ranker.

Namun, beberapa sejarawan percaya, tiket tersebut dibayar melalui cara lain, mungkin dengan keanggotaan klub tertentu. Terlepas dari itu, tiket tidak dijual secara langsung.

Ada 76 pintu umum yang mengarah ke empat bagian Colosseum yang berbeda, masing-masing untuk kelas sosial ekonomi yang berbeda. Beberapa penemuan menunjukkan bahwa penonton hanya bisa menempati tempat duduk yang sudah ditentukan.

Tempat duduk terbaik di Colosseum berada di barisan depan, terletak di atas podium setinggi 2 meter di atas lantai arena. Di sepanjang podium yang sama duduk kaisar di dalam kotak khusus.

Podium dan beberapa baris kursi lainnya membentuk tingkat pertama, di mana sekitar 2.000 elite Romawi menonton pertunjukan tersebut. Tingkat kedua menampung sekitar 12.000 orang dan sebagian besar terdiri dari orang kaya dan kelas atas Roma. Pedagang dan pejabat pemerintah termasuk dalam golongan itu.

Lebih tinggi, tingkat ketiga disediakan untuk warga negara Romawi. "Tingkat terakhir, terjauh dari aksi, biasanya untuk wanita dan orang miskin," ungkap Carlton.

Penonton menggunakan tangga terpisah tergantung kelasnya

Begitu berhasil masuk ke dalam amfiteater yang besar, pengunjung harus menemukan tempat duduk mereka.

Bergantung pada kelas sosial ekonominya, seseorang dapat dengan mudah menemukan posisinya di tingkat terendah, mendaki 12 hingga 15 lantai ke atas, atau pergi ke mana pun di antaranya melalui serangkaian tangga interior.

Namun, baik pintu masuk maupun tangga dipisahkan oleh sekat besi dan marmer. Mirip dengan area tempat duduk, lorong dibagi berdasarkan kelas seseorang.

Tempat duduk yang sempit

Colosseum adalah bangunan besar dengan luas sekitar enam hektar, menjulang dengan tinggi sekitar bangunan modern berlantai 15. Bangunan ini dapat menampung sekitar 50.000 orang. Meskipun bangunan itu sendiri megah, mayoritas penonton berdesakan di area tersebut.

Colosseum memiliki tempat duduk yang sempit. Kecuali mereka yang berada di barisan depan, setiap penonton memiliki kursi selebar 38 cm dan ruang kaki sekitar 70 cm. (Sean MacEntee)

Sebagaimana dibuktikan dari amfiteater Romawi lainnya, Colosseum memiliki tempat duduk yang sempit. Kecuali mereka yang berada di barisan depan, setiap penonton memiliki kursi selebar 38 cm dan ruang kaki sekitar 70 cm.

Kaisar duduk jauh dari penonton lainnya

Kaisar duduk di kursi terbaik di area kekaisaran. Gladiator bertempur di depan kaisar, terkadang memohon belas kasihan padanya. Dan penonton menyaksikan kaisar untuk melihat bagaimana dia bereaksi terhadap pertarungan tersebut. Seorang kaisar dapat memerintahkan pembunuhan gladiator kapan saja.

Sementara elite Romawi mungkin duduk dekat dengan kaisar, penguasa Romawi itu dipisahkan dari penonton lainnya. Kaisar bahkan memiliki pintu khusus sehingga ia tidak pernah bertemu dengan rakyat jelata.

Baris paling atas tidak bisa melihat atau mendengarkan dengan jelas

Dengan lebih dari 50.000 kursi, Colosseum menjadi amfiteater terbesar di dunia Romawi. Namun karena ukurannya yang sangat besar, penonton di bagian atas mungkin tidak dapat menyaksikan dengan jelas pertarungan yang berlangsung.

Kerumunan di atas, sebagian besar terdiri dari wanita dan orang miskin, tegang melihat perkelahian di bawah. Ketika semua penonton bersorak, penonton di kursi teratas mungkin tidak bisa mendengar suara-suara di tengah arena.

Cendera mata dari Colosseum

Pada hari festival, Colosseum menarik sekiat 50.000 penonton. "Ini menjadi kesempatan bagi para pedagang untuk mendapatkan penghasilan besar," ujar Carlton.

Di luar Colosseum, pedagang menawarkan makanan dan pernak-pernik kepada pengunjung. Mereka mungkin juga menjual jadwal acara dengan statistik gladiator.

Baca Juga: Pemungutan Suara dalam Pemilu di Zaman Yunani Kuno dan Romawi Kuno

Baca Juga: Ketakutan, Kaisar Romawi Nero Meminta Bantuan Budak untuk Bunuh Diri

Baca Juga: Agar Tidak Tertukar, Pelacur Romawi Kuno Harus Mewarnai Rambutnya

Baca Juga: Sebutan Orang Romawi Bukan Hanya yang Tinggal di Roma, Tapi Daerah Ini 

Untuk kudapan, orang Romawi menikmati sosis, buncis, dan kue kering. Begitu berada di dalam Colosseum, penonton mengonsumsi permen, anggur, dan makanan ringan lainnya.

Pengunjung juga bisa mendapatkan bola kayu dengan koin khusus di dalamnya. Koin itu dapat ditukarkan untuk mendapatkan hadiah khusus, mulai dari makanan atau uang hingga hak atas sebuah apartemen.

Musik mengiringi pertarungan

Pertarungan di Colosseum sering diiringi dengan musik. Penonton mendengarkan terompet, terompet, dan organ sambil menonton gladiator saling bertarung.

Para musisi bahkan memainkan musik pada saat-saat menegangkan. Misalnya ketika kaisar sedang memutuskan nasib seorang gladiator yang kalah.

Musik juga lebih dari sekadar hiburan bagi penonton. Ini bisa berfungsi sebagai isyarat untuk petugas arena. Musik memberi tahu mereka yang bertugas kapan harus melepaskan hewan liar ke arena. Atau kapan pertarungan berikutnya akan dimulai.

Orang Romawi menyukai hiburan, seperti pertarungan gladiator atau balap kereta. Tampaknya, menjadi penonton di Colosseum di zaman Romawi kuno tidak terlalu berbeda dengan masa kini.