Di setiap mulut naga ada bola perunggu kecil. Di bawah naga, terdapat delapan kodok perunggu, dengan mulut lebar menganga untuk menerima bola. Perangkatnya juga termasuk pin vertikal yang melewati slot di engkol, perangkat penangkap, poros pada proyeksi, selempang yang menahan pendulum, sambungan untuk selempang, dan batang horizontal yang menopang pendulum.
Mekanisme pasti yang menyebabkan bola jatuh saat terjadi gempa bumi masih belum diketahui. Salah satu teori mengatakan bahwa tongkat tipis dipasang dengan longgar di tengah laras. Gempa bumi akan menyebabkan tongkat tumbang ke arah guncangan seismik, memicu salah satu naga untuk membuka mulutnya dan melepaskan bola perunggu.
Suara bola yang mengenai salah satu dari delapan kodok akan mengingatkan pengamat akan gempa. “Itu juga akan memberikan indikasi kasar tentang arah asal gempa,” Gillan menjelaskan.
Gempa bumi yang terdeteksi pada 138 Masehi
Pada tahun 138 Masehi, suara jatuhnya bola perunggu menimbulkan kegemparan di antara semua pejabat kekaisaran di istana. Tidak ada yang percaya bahwa penemuan itu benar-benar berhasil.
Menurut arah orientasi naga yang menjatuhkan bola, ditentukan bahwa gempa bumi terjadi di sebelah barat Luoyang, ibu kota.
Baca Juga: Bagaimana Menara Miring Pisa Bertahan dari Serangkaian Gempa Bumi?
Baca Juga: Studi: Kedalaman Gempa Berdampak pada Potensi Ancaman Tsunami
Baca Juga: Catatan Gempa dan Mega Tsunami yang Pernah Melanda Maluku pada 1674
Baca Juga: Sesar Baribis di Jakarta Selatan Aktif dan Bisa Sebabkan Gempa Besar
Karena tidak ada yang merasakan apa pun di Luoyang, orang-orang menjadi skeptis. Namun, beberapa hari kemudian, seorang utusan dari wilayah Long barat melaporkan bahwa telah terjadi gempa bumi di sana. Wilayah Long barat berada di sebelah barat Luoyang.