Nationalgeographic.co.id—Sebuah tim ilmiah internasional yang dipimpin oleh para peneliti di Instituto de Astrofísica de Canarias (IAC) telah menemukan keberadaan dua planet dengan massa mirip Bumi di orbit sekitar bintang GJ 1002, katai merah tidak jauh dari Tata Surya. Kedua planet itu berada di zona kelayakhunian bintang tersebut. Apakah ini berarti ada kehidupan di sana?
"Alam tampaknya bertekad menunjukkan kepada kita bahwa planet mirip Bumi sangatlah umum. Dengan ditemukannya dua planet ini, kita sekarang tahu 7 dalam sistem planet yang cukup dekat dengan Matahari," jelas Alejandro Suárez Mascareño, seorang peneliti IAC, yang merupakan penulis pertama studi tersebut.
Temuan ini telah dipublikasikan di jurnal Astronomy & Astrophysics pada 21 November dengan judul makalah “Two temperate Earth-mass planets orbiting the nearby star GJ 1002.”
Eksoplanet yang baru ditemukan ini diberi nama GJ 1002 b dan GJ 1002 c. Keduanya memiliki massa yang mirip dengan Bumi. Keduanya mengorbit GJ 1002 dalam zona layak huni. GJ 1002b, bagian dalam keduanya, membutuhkan waktu lebih dari 10 hari untuk menyelesaikan orbit mengelilingi bintang, sedangkan GJ 1002c membutuhkan lebih dari 21 hari. Mengingat bintang tersebut hanya berjarak 15,78 tahun cahaya, maka planet-planet tersebut termasuk yang paling dekat dengan Bumi yang berpotensi menampung lingkungan yang layak huni.
"GJ 1002 adalah bintang kerdil merah, dengan massa hampir seperdelapan Matahari. Bintang ini cukup sejuk dan redup. Artinya, zona kelayakhuniannya sangat dekat dengan bintang tersebut," jelas Vera María Passegger, rekan penulis artikel dan peneliti IAC.
Kedekatan bintang tersebut dengan Tata Surya kita menunjukkan bahwa kedua planet tersebut, terutama GJ 1002c, adalah kandidat yang sangat baik untuk karakterisasi atmosfernya berdasarkan pantulan cahayanya, atau emisi termalnya.
"Spektograf ANDES masa depan untuk teleskop ELT di ESO di mana IAC berpartisipasi, dapat mempelajari keberadaan oksigen di atmosfer GJ 1002c," catat Jonay I. González Hernández, seorang peneliti IAC yang merupakan rekan penulis dari artikel. Selain itu, kedua planet tersebut memenuhi karakteristik yang dibutuhkan untuk menjadi tujuan misi LIFE di masa depan, yang saat ini sedang dalam tahap studi.
Penemuan tersebut dilakukan selama kolaborasi antara konsorsium dari dua instrumen ESPRESSO (Echelle SPectrograph for Rocky Exoplanets and Stable Spectroscopic Observations) dan CARMENES (Calar Alto high-Resolution search for M-dwarfs with Exoearths with Near-infrared and optical Échelle Spectrographs). GJ 1002 diamati oleh CARMENES antara tahun 2017 dan 2019, dan oleh ESPRESSO antara tahun 2019 dan 2021.
Baca Juga: Planet Super-Bumi Ditemukan dalam Zona Layak Huni Bintang Katai Merah
Baca Juga: Gelombang Radio dari Bintang yang Jauh Mengungkap Planet Tersembunyi
Baca Juga: Astronom Temukan Dua Eksoplanet yang Sebagian Besar Terdiri dari Air
Baca Juga: Eksoplanet Penuh Air dan Batu Sangat Umum Ada di Sekitar Bintang Kecil
"Karena suhunya yang rendah, cahaya tampak dari GJ 1002 terlalu redup untuk mengukur variasi kecepatannya dengan sebagian besar spektrograf," kata Ignasi Ribas, peneliti di Institute of Space Sciences (ICE-CSIC) dan direktur Institut d'Estudis Espacials de Catalunya (IEEC).
CARMENES memiliki kepekaan terhadap berbagai panjang gelombang inframerah dekat yang lebih unggul daripada spektograf lain yang ditujukan untuk mendeteksi variasi kecepatan bintang, dan ini memungkinkannya untuk mempelajari GJ 1002, dari teleskop 3,5m di observatorium Calar Alto.
Kombinasi ESPRESSO, dan kekuatan pengumpulan cahaya dari teleskop VLT 8m di ESO memungkinkan pengukuran dilakukan dengan akurasi hanya 30 cm/detik, tidak dapat dicapai dengan instrumen lain di dunia.
"Salah satu dari kedua kelompok ini akan mengalami banyak kesulitan jika mereka menangani pekerjaan ini secara mandiri. Bersama-sama kami telah mampu melangkah lebih jauh daripada yang seharusnya kami lakukan secara mandiri," kata Suárez Mascareño.