Nationalgeographic.co.id—Para arkeolog telah menyelidiki 156 situs pemburu-peramu di sembilan negara di Eropa Utara dan Timur. Mereka menganalisis sisa-sisa 1.226 kapal tembikar dan menemukan bahwa pembuatan tembikar menyebar cepat ke arah barat dari 5.900 SM.
Sejak saat itu, penyebarannya membutuhkan waktu 300-400 tahun untuk muntuk mencapai lebih dari 3.000 km, setara dengan 250 km dalam satu generasi.
Temuan tersebut telah dipublikasikan secara daring di jurnal Nature Human Behavior dengan judul "The transmission of pottery technology among prehistoric European hunter-gatherers."
Penelitian sebelumnya telah meneliti penyebaran pertanian dan teknologi terkait di seluruh Eropa, tetapi sedikit yang diketahui tentang masyarakat pemburu-peramu yang hidup di benua itu pada awal periode Holosen, sekitar 12.000 tahun lalu.
Masyarakat Eropa ini mengandalkan berburu, mencari makan, dan memancing untuk bertahan hidup, dan telah meninggalkan catatan arkeologis yang relatif jarang dibandingkan dengan masyarakat pertanian awal.
Dalam penelitian baru mereka, Rowan McLaughlin dari Maynooth University dan rekannya menganalisis sisa-sisa 1.226 bejana tembikar dari 156 situs pemburu-peramu di seluruh Eropa Utara dan Timur.
Mereka menggabungkan penanggalan radiokarbon, bersama dengan data tentang bentuk dan dekorasi bejana keramik, serta analisis residu organik yang ditemukan di dalam pot.
Temuan mereka menunjukkan bahwa penyebaran tembikar terjadi relatif cepat ke arah barat dari 5900 SM dan seterusnya dan hanya membutuhkan waktu 300-400 tahun untuk mencapai lebih dari 3.000 km, atau hingga 250 km dalam satu generasi.
Analisis mereka tentang bentuk dan dekorasi pada tembikar menunjukkan bahwa itu menyebar melalui proses transmisi budaya, dan korelasi antara sifat-sifat pot dan bagaimana penggunaannya dapat mencerminkan tradisi sosial yang diwariskan oleh generasi penerus pemburu-peramu.
“Analisis kami tentang cara pot dirancang dan didekorasi serta penanggalan radiokarbon baru menunjukkan bahwa pengetahuan tentang tembikar menyebar melalui proses transmisi budaya,” kata Profesor Oliver Craig dari University of York, salah satu penulis senior studi tersebut.
“Dengan ini kami maksudkan bahwa aktivitas menyebar melalui pertukaran ide antara kelompok pemburu-peramu yang tinggal berdekatan, bukan melalui migrasi orang atau populasi yang berkembang seperti yang kita lihat pada perubahan penting lainnya dalam sejarah manusia seperti pengenalan pertanian. ”