Selidik Gigi Lemur Madagaskar, Ternyata Polanya Mirip Neanderthal

By Ricky Jenihansen, Jumat, 30 Desember 2022 | 14:00 WIB
Neanderthal adalah primata yang dianggap nenek moyang manusia. (Ancient Origins)

Nationalgeographic.co.id—Untuk memahami pola makan dan perilaku lemur madagaskar, para ilmuwan memeriksa 447 gigi permanen dari dua spesies lemur yang sudah punah. Kedua spesies lemur monyet tersebut termasuk genus Archaeolemur yang telah punah.

Hasil studi mereka cukup mengejutkan, mereka menemukan bahwa pola gigi lemur Madagaskar ternyata mirip dengan Neanderthal, primata purba yang dianggap nenek moyang manusia.

Para ilmuwan dari University of Otago, Saint Michael's College bekerja sama dengan ilmuwan dari Duke University dalam penelitian ini. Mereka menerbitkan studi mereka tersebut dalam American Journal of Biological Anthropology.

Laporan mereka dipublikasikan dengan judul "Tooth chipping patterns in Archaeolemur provide insight into diet and behavior" yang bisa didapatkan secara daring dan merupakan jurnal akses terbuka.

Dijelaskan, archaeolemur adalah genus lemur yang telah punah yang sering dibandingkan dengan beberapa monyet Dunia Lama, terutama babon. Genus ini terdiri dari dua spesies, Archaeolemur edwardsi dan Archaeolemur majori.

Kedua spesies lemur ini hidup di Madagaskar hingga baru-baru ini, kemungkinan hingga milenium terakhir. Mereka lebih besar dari lemur hidup mana pun, dengan massa tubuh antara 18 dan 27 kg.

Mereka dianggap sebagai primata Malagasi yang paling terestrial dan pemakan buah, hidup atau punah.

“Lemur yang telah punah ini sangat berbeda dengan yang hidup hari ini,” kata Ian Towle, seorang peneliti di Sir John Walsh Research Institute di University of Otago.

“Mereka juga menunjukkan kemiripan yang menarik dengan monyet dan kera, termasuk manusia.”

"Mereka memiliki fitur anatomi baru yang tidak terlihat pada lemur hidup, seperti tidak adanya 'sisir gigi' di bagian depan mulut untuk perawatan."

Lemur Madagaskar memili pola gigi yang mirip Neandhertal. (Smokeybjb)

Towle dan rekan bertujuan untuk menilai pola makan Archaeolemur dengan menganalisis chipping pada 447 gigi dari Archaeolemur edwardsi dan Archaeolemur majori, membandingkan frekuensi chipping dengan primata lainnya.