Nationalgeographic.co.id—Orang Mesir kuno mengenal banyak cabang ilmu pengetahuan. Ada bukti kuat bahwa mereka memiliki pengetahuan astronomi yang maju, menguasai matematika, dan menerapkan keahlian mereka pada arsitektur monumental.
Dokter prasejarah di Mesir juga memiliki pengetahuan yang mengesankan tentang tubuh manusia dan cara kerjanya, serta pengobatan penyakit. Papirus medis Mesir mendokumentasikan banyak diagnosis dan pencapaian medis yang masih digunakan sampai sekarang.
Dalam masyarakat modern, kita tahu bahwa orang mungkin menderita kondisi yang memengaruhi pemikiran, perasaan, suasana hati, dan perilaku mereka. Kondisi ini terkadang bisa parah dan bertahan lama bagi individu dan semua orang di sekitarnya. Gangguan kejiwaan telah ada selama umat manusia, tetapi apakah peradaban kuno akrab dengan penyakit mental?
Seperti banyak peradaban kuno lainnya, orang Mesir percaya pada kekuatan sihir. Dengan menggunakan berbagai macam metode magis, orang Mesir meyakini akan mampu menghindari bahaya atau mengatasi rasa takut. Misalnya, jika ingin menyembuhkan migrain, mereka harus memindahkan rasa sakit dari individu ke objek atau makhluk lain. Sisi kepala yang sakit digosok dengan kepala ikan, untuk memindahkan rasa sakit dari kepala yang sakit ke kepala ikan, menggunakan ikan sebagai kambing hitam.
Psikiater di Mesir Kuno Adalah Seorang Penyihir
Dalam catatan kuno, tidak disebutkan seseorang yang berspesialisasi dalam penyakit mental. Berdasarkan pengetahuan terkini yang diperoleh dengan mempelajari teks-teks lama, kita dapat berasumsi bahwa orang yang kita sebut psikiater sekarang adalah seorang penyihir di Mesir kuno.
“Penyihir itu dipilih dengan sangat hati-hati karena dia akan dipercayakan dengan rahasia yang mengerikan! Raja sendiri dalam banyak hal menggabungkan kedua fungsi tersebut.”
Penyihir masa depan terpilih saat lahir baik karena dia milik klan penyihir atau berdarah bangsawan. Dia kemudian menjadi sasaran model kehidupan yang ketat dan banyak tabu, memaksanya untuk menyembunyikan wajahnya dengan memakai topeng, mengecilkan transparansi, dan menegakkan detasemen dan isolasi.
Pelatihan dukun bertujuan untuk mempertajam fungsi psikisnya dan memperlengkapinya dengan persepsi yang luar biasa. Penyihir itu harus meyakinkan orang-orang tentang kekuatannya yang mahakuasa, yang berarti dia harus mengetahui atau mengikuti ritus tertentu. Ini bisa berkisar dari gerakan sederhana hingga dramatisasi lengkap dari peristiwa yang diinginkan. Puncaknya dicapai dalam drama sakral atau tarian religius magis. Obat-obatan halusinogen terkadang memfasilitasi hal ini seperti mescaline yang menunjukkan pengetahuan orang Mesir kuno tentang halusinogen.
Tarian Zar Mesir yang Misterius
Psikodrama masih hidup dan dipraktikkan di Mesir dalam bentuk 'tarian zar'. Praktik sebenarnya melibatkan pengumpulan sekelompok wanita yang diyakini dirasuki roh. Pertemuan tersebut dipimpin oleh seorang wanita yang bertindak sebagai pemimpin dan disebut 'Kodia.' Upacara Zar dimulai dengan musik dan tarian tradisional yang dibawakan oleh sekelompok penari bayaran yang kemudian mengajak para pasien wanita untuk ikut menari sampai mereka mencapai titik kelelahan.