Nationalgeographic.co.id—Kata hedonisme di zaman modern, memiliki arti yang sangat spesifik. Hal ini mengacu pada pengejaran kenikmatan yang berlebihan. Dalam mitologi Yunani, Hedone adalah sebgai dewi kesenangan, kenikmatan dan kegembiraan. Dia adalah adalah satu-satunya putri Eros, dewa cinta, dan istrinya Psyche.
Hedone, personifikasi kesenangan sering diidentikkan dengan Aphrodite, yang di sebagian besar versi silsilah keluarga Olympian adalah neneknya. Ibu dari Eros adalah dewi kecantikan. Aphrodite juga sering disebut sebagai dewi kesenangan. Meski banyak penulis Yunani memastikan untuk mengklarifikasi bahwa mereka adalah dua makhluk yang terpisah. Sementara kecantikan terkadang bisa membawa kesenangan, Hedone juga terkait dengan aspek kehidupan lainnya.
Eros secara khusus adalah dewa cinta romantis. Kekuatannya sering diartikan sebagai daya tarik seksual, dengan satu tembakan panahnya dia menarik pasangan romantis satu sama lain. Oleh karena itu, hedone dikaitkan secara khusus dengan kenikmatan seksual. Dia adalah hasil dari hasrat dan ketertarikan yang diilhami Eros pada pasangan.
Namun, para penulis kuno memperjelas bahwa Hedone bukan hanya dewi seksual. Segala jenis kesenangan dapat dikaitkan dengan namanya, meskipun kesenangan seksual adalah jenis yang paling umum dikatakan disebabkan oleh pengaruhnya.
Para filsuf Yunani dan Romawi sering memandang hedone secara negatif. Bagi banyak orang, dewi kesenangan mewakili kekuatan yang mengancam.
Dewi kesenangan digambarkan sebagai kekuatan positif dalam kehidupan manusia. Entah sebagai kenikmatan seksual atau perasaan senang yang lebih umum. Namun, bagi banyak filsuf, Hedone adalah karakter yang memecah belah. Dia mempersonifikasikan perasaan yang tidak dipercaya oleh beberapa pria.
Aristoteles dan Epicurus sama-sama mengambil pendekatan terukur terhadap gagasan hedone. Meskipun mereka tidak langsung mengabaikannya, mereka memperingatkan para pengikutnya bahwa Hedone pada akhirnya dapat menimbulkan efek negatif.
Aristoteles menganggap kesenangan sebagai setengah dari konsep yang lebih besar yang disebut pathe. Separuh kesedihan lainnya adalah rasa sakit. Baginya, kesenangan dan rasa sakit bukanlah hal yang berlawanan. tetapi tunduk pada interpretasi pribadi. Hal-hal yang mungkin membuat seseorang bahagia bisa jadi tidak menyenangkan bagi orang lain.
Aristoteles bertentangan dengan aliran filsafat Cyrenaic yang menyatakan pentingnya mencari hedon. Sebaliknya, dia memperingatkan bahwa beberapa bentuk kesenangan pada akhirnya dapat menyebabkan rasa sakit.
Jenis-jenis hedon yang selaras dengan nalar, kebajikan, dan hukum kodrat dapat diterima oleh Aristoteles. Dia mengakui, bagaimanapun, bahwa beberapa orang menemukan kesenangan dari hal-hal yang negatif secara moral dan sosial.
Aliran filsafat Yunani terkemuka lainnya memiliki pandangan yang bahkan lebih negatif tentang Hedone dan wilayah kekuasaannya. Kaum Stoa percaya bahwa dewi kesenangan adalah kekuatan kejahatan. Karena kesenangan adalah salah satu emosi yang paling subyektif, dan sering kali ditimbulkan oleh tindakan yang sepenuhnya bertentangan dengan logika dan kebajikan, hal itu dipandang sepenuhnya berlebihan dan tidak logis.
Baca Juga: Dewi Gaia, Ibu Zeus Awal Mula Penciptaan Bumi dan Segala Isinya