Selidik Janda yang Kehilangan Dukungan Sosial dan Risiko Depresi

By Ricky Jenihansen, Rabu, 18 Januari 2023 | 16:00 WIB
Janda memiliki tingkat depresi yang lebih tinggi setelah mereka kehilangan dukungan sosial. (OLIVIER DOULIERY)

Nationalgeographic.co.id—Studi baru dari Michigan Medicine, University of Michigan menyelidiki orang tua yang baru saja menjanda dan hubungannya dengan risiko depresi. Mereka menemukan dukungan dari orang lain di saat-saat stres dapat mengurangi dampak risiko depresi genetik.

Menjangkau untuk mendukung seseorang ketika mereka sedang stres selalu merupakan ide yang bagus. Tetapi studi ini menunjukkan bahwa dukungan bisa menjadi sangat penting bagi seseorang yang susunan genetiknya membuat mereka lebih mungkin mengalami depresi.

Studi tersebut menunjukkan pentingnya dukungan sosial dalam menahan risiko mengembangkan gejala depresi secara umum, menggunakan data dari dua kelompok orang yang sangat berbeda di bawah tekanan.

Mereka mempelajari dokter baru di tahun pelatihan yang paling intens, dan orang dewasa yang lebih tua yang pasangannya baru saja meninggal dan menjadi janda.

Tetapi efek terbesar terlihat pada mereka yang memiliki variasi genetik paling banyak yang meningkatkan risiko depresi.

Makalah ini menggunakan ukuran risiko genetik yang disebut skor risiko poligenik, yang didasarkan pada penelitian selama puluhan tahun tentang variasi kecil pada gen tertentu yang terkait dengan risiko depresi.

Dibandingkan dengan individu dalam penelitian yang memiliki skor risiko poligenik depresi rendah, para dokter dan janda dengan skor risiko lebih tinggi memiliki tingkat depresi yang lebih tinggi setelah mereka kehilangan dukungan sosial.

Akan tetapi, mereka juga memiliki tingkat depresi yang lebih rendah ketika mereka mendapatkan dukungan sosial selama masa stres. Studi tersebut telah diterbitkan dalam American Journal of Psychiatry.

"Data kami menunjukkan variabilitas yang luas dalam tingkat dukungan sosial yang diterima individu selama masa-masa penuh tekanan ini, dan bagaimana hal itu berubah dari waktu ke waktu," kata penulis pertama Jennifer Cleary, M.S., mahasiswa doktoral psikologi di UM.

Baca Juga: Inilah Kota Vrindavan India, Tempat Tinggal Para Janda Terlantar

Baca Juga: Kreasi Anyam Noken Para Janda di Lembah Balim

Baca Juga: Janda dan Kehidupan Sosial di Batavia