Siapakah Pemenang dan Pecundang Setelah Ujian Perubahan Iklim?

By National Geographic Indonesia, Selasa, 24 Januari 2023 | 16:30 WIB
Pada 2100, populasi penguin Emperor di Antartika Timur akan turun dari 3.000 pasangan menjadi 500-600 pasangan saja. (Thinkstockphoto)

Baca Juga: Lima Kota Dunia yang Bisa Jadi Teladan Adaptasi Perubahan Iklim

Suplai makanan mereka juga semakin langka. Zooplankton dan fitoplankton yang hidup di bawah lempeng es dimakan oleh udang, ikan, dan cumi-cumi, yang merupakan makanan penguin. Tak ada es, berarti tak ada plankton, jika tidak ada makanan penguin berarti tidak ada penguin. Sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh ilmuwan dari Woods Hole memperkirakan bahwa jika emisi gas rumah kaca terus berlangsung seperti saat ini, pada 2100 populasi penguin Emperor di Antartika Timur akan turun dari 3.000 pasangan menjadi 500-600 pasangan saja.

Serangga justru menjadi banyak?

Serangga dikenal sebagai penyintas tangguh. Karenanya, kemungkinan mereka menjadi pemenang dalam krisis perubahan iklim, khususnya nyamuk macan Asia yang justru diuntungkan dengan iklim hangat. Laporan dalam jurnal PLOS One menyebutkan, serangga pecinta iklim yang hangat dan basah ini memperluas cakupan dan kecepatan pembiakannya, seiring musim dingin yang menghangat dan semakin tingginya curah hujan. Nyamuk ini mampu menyebarkan lebih dari 20 penyakit, termasuk demam berdarah dan dua jenis radang selaput otak.