James Webb Singkap Es Antarbintang Purba, Area Terdingin Alam Semesta

By Wawan Setiawan, Rabu, 25 Januari 2023 | 11:00 WIB
Gambar dari wilayah tengah awan molekul gelap Chameleon I, yang berjarak 630 tahun cahaya. Material awan tipis yang dingin (biru, tengah) disinari dalam inframerah oleh pancaran protobintang muda Ced 110 IRS 4 (oranye, kiri atas). Cahaya dari banyak bintang latar belakang, terlihat sebagai titik oranye di balik awan, dapat digunakan untuk mendeteksi es di awan, yang menyerap cahaya bintang yang melewatinya. (NASA/ESA/CSA/M. Zamani (ESA/Webb)/M. K. McClure (Leiden Observatory)/F. Sun (Steward Observatory)/Z. Smith (Open University)/Ice Age ERS Team )

Baca Juga: Teleskop James Webb Mengungkap Hubungan Antara Galaksi Dekat dan Jauh

Baca Juga: Teleskop James Webb Menguak Galaksi Awal Alam Semesta yang Tersembunyi

"Es yang kami amati hanya mengandung 1% belerang yang kita harapkan. 99% belerang itu terkunci di tempat lain, dan kita perlu mencari tahu di mana untuk memahami bagaimana belerang pada akhirnya akan dimasukkan ke dalam planet yang mungkin menampung kehidupan," jelas Qasim.

Dalam studi tersebut, Qasim dan rekannya mengusulkan bahwa belerang mungkin terkunci dalam mineral reaktif seperti besi sulfida, yang dapat bereaksi dengan es untuk membentuk es yang mengandung belerang yang diamati.

“Besi sulfida adalah mineral yang sangat reaktif yang telah terdeteksi di piringan akresi bintang muda dan sampel yang dikembalikan dari komet. Ini juga merupakan mineral sulfida paling umum di batuan bulan,” kata Qasim. "Jika belerang terkunci dalam mineral ini, itu bisa menjelaskan rendahnya jumlah belerang dalam es antarbintang, yang berimplikasi pada tempat penyimpanan belerang di Tata Surya kita. Misalnya, atmosfer Venus memiliki molekul yang mengandung belerang, yang sebagian belerangnya berasal dari mineral yang diwariskan antarbintang."