Juga, seorang rekan bernama Anaxarchus menyarankan agar orang Makedonia harus menyembah Aleksander alih-alih Heracles. Ini mendorong rekan lain bernama Callisthenes untuk mengingatkan Anaxarchus bahwa Heracles pun tidak disembah saat dia masih hidup.
Heracles dan Pengepungan Tirus
Kota Tirus terletak di sebuah pulau kecil di lepas pantai Lebanon saat ini. Kota itu memiliki tembok yang kokoh dan hanya bisa dicapai dengan kapal. Pendudukan kota ini membutuhkan operasi pengepungan yang paling sulit dalam hidup Aleksander.
Pertama, Aleksander memerintahkan pembangunan jembatan untuk menghubungkan daratan ke Tirus. Serangan Tirus menghambat proses konstruksi. Maka orang Makedonia menggunakan menara pengepungan dan angkatan lautnya untuk melindungi para pekerja. Orang Makedonia terus membangun, dan setelah berbulan-bulan bekerja, jembatan itu selesai.
Sesaat sebelum dia memerintahkan penyerangan yang akhirnya akan merebut Tirus, Aleksander bermimpi Heracles menyambutnya di kota. Karena mimpi itu, anak buahnya diperintahkan untuk tidak menyentuh semua orang Tirus yang mencari perlindungan di kuil Melqart. Kuil itu diasosiasikan oleh orang Yunani dengan Heracles.
Menariknya, sebelum pengepungan Tirus, Aleksander meminta orang Tirus untuk mengizinkannya mempersembahkan kurban ke Melqart. Ia pun mengeklaim akan menyelamatkan orang Tirus dan kota mereka. “Namun Tirus menolak permintaan Aleksander, maka pengepungan dimulai,” ujar Luursema.
Pada hari tembok runtuh, pasukan Makedonia membanjiri kota. Pembantaian terjadi dan hampir seluruh penduduk kota ditombak. Perintah Aleksander dipatuhi oleh tentaranya, warga yang melarikan diri ke kuil diampuni.
Setelah menguasai kota, Aleksander mempersembahkan kurban kepada Heracles. Mereka mengadakan pawai seremonial atas nama dewa.
Mengalahkan Heracles di Batu Aornus
Empat tahun setelah pengepungan Tirus, Aleksander menaklukkan Kekaisaran Persia dan melakukan serangan militer di anak benua India.
Di pegunungan Pakistan modern, anggota suku menggagalkan gerak maju Aleksander. Tidak mau menghadapi tentara Makedonia secara langsung, mereka mencari perlindungan di gunung setinggi 1.500 meter, yang secara lokal dikenal sebagai “Batu Āvarana”.
Ini mirip dengan petualangan Heracles saat mengepung Aornus Rock. Menurut cerita, gempa bumi memaksa sang pahlawan mundur. Penduduk setempat memberi tahu orang Makedonia kisah serupa tentang dewa yang gagal menangkap batu itu.